TRIBUNNEWS.COM - Epilepsi adalah penyakit yang dapat diderita oleh siapa pun.
Penyakit epilepsi pernah diderita oleh tokoh ternama seperti Edgar Allan Poe, Julius Caeser, Napoleon Bonaparte, dan Agatha Christie.
Epilepsi menyerang neurologis atau sistem saraf pusat, dikutip dari Epilepsy Center.
Gejala epilepsi yang sering terjadi adalah kejang.
Lalu, apakah epilepsi bisa sembuh?
Baca juga: Apa Itu Epilepsi? Kenali Gejala-gejala Orang yang Terkena Epilepsi
Apakah Penderita Epilepsi Bisa Sembuh?
Umumnya, Epilepsi ditandai dengan kejang yang terjadi pada tubuh.
Kejang ringan mungkin sulit dikenali, karena hanya berlangsung beberapa detik, dan penderita tetap sadar.
Sedangkan Kejang yang lebih kuat dapat menyebabkan kejang dan kedutan otot yang tidak terkendali.
Kejang yang lebih kuat dapat berlangsung beberapa detik hingga menit dan dapat menyebabkan kebingungan atau kehilangan kesadaran.
Setelah itu, penderita mungkin tidak memiliki ingatan tentang kejang yang terjadi, dikutip dari Health Line.
Saat ini tidak ada obat untuk epilepsi, tetapi dapat dikelola dengan obat-obatan dan strategi lainnya.
Lalu, apa itu epilepsi, penyebabnya, dan bagaimana gejala umumnya?
Epilepsi
Epilepsi adalah gangguan sistem saraf pusat (neurologis) di mana aktivitas otak menjadi tidak normal, dikutip dari Mayo Clinic.
Kondisi ini menyebabkan kejang atau periode perilaku yang tidak biasa, sensasi dan terkadang kehilangan kesadaran.
Epilepsi mempengaruhi pria dan wanita dari semua ras, latar belakang etnis dan usia.
Baca juga: Sama-sama Idap Penyakit Langka, Ruben Onsu Mengalah Demi Sarwendah Dioperasi, Cemaskan Risiko Bahaya
Gejala Epilepsi
Gejala kejang dapat sangat bervariasi.
Beberapa orang yang menderita epilepsi hanya menatap kosong selama beberapa detik selama kejang, sementara yang lain berulang kali menggerakkan lengan atau kaki mereka.
Ada beberapa jenis kejang yang ditunjukkan oleh penderita epilepsi.
Karena epilepsi disebabkan oleh aktivitas abnormal di otak, kejang dapat memengaruhi setiap proses koordinasi otak penderita.
Tanda dan gejala kejang, di antaranya:
- Kebingungan sementara
- Menatap kosong
- Otot kaku
- Gerakan menyentak tak terkendali dari lengan dan kaki
- Kehilangan kesadaran atau kesadaran
- Gejala psikologis seperti ketakutan, kecemasan atau deja vu
Baca juga: Pemuda yang DItemukan Tewas Mengambang di Sungai Cikarang Punya Riwayat Penyakit Epilepsi
Jenis Kejang pada Penyakit Epilepsi
Dalam kebanyakan kasus, seseorang dengan epilepsi akan cenderung memiliki jenis kejang yang sama setiap kali, sehingga gejalanya akan serupa dari episode ke episode.
Dokter umumnya mengklasifikasikan kejang sebagai fokal atau umum, berdasarkan bagaimana dan di mana aktivitas otak abnormal dimulai.
Kejang fokal
Ketika kejang muncul akibat aktivitas abnormal hanya di satu area otak, itu disebut kejang fokal. Kejang ini terbagi dalam dua kategori:
- Kejang fokal tanpa kehilangan kesadaran
Penderita epilepsi yang menderita kejang ini masih dapat mengubah emosi atau mengubah cara hal-hal terlihat, bau, rasa, rasa atau suara.
Jenis kejang ini juga dapat mengakibatkan sentakan tak disengaja pada satu bagian tubuh, seperti lengan atau kaki, dan gejala sensorik spontan seperti kesemutan, pusing, dan lampu berkedip.
- Kejang fokal dengan gangguan kesadaran
Kejang jenis ini mungkin tampak seperti berada dalam mimpi.
Selama kejang fokal dengan gangguan kesadaran, penderita mungkin tidak merespons lingkungan di sekitarnya.
Mereka biasanya melakukan gerakan berulang, seperti menggosok tangan, mengunyah, menelan, atau berjalan berputar-putar.
Baca juga: ODGJ Blora Pengidap Epilepsi Meninggal Dunia Tak Diketahui Warga, Kondisinya Memilukan
Kejang umum
Kejang yang tampaknya melibatkan semua area otak disebut kejang umum.
- Kejang Absen
Kejang absen dicirikan dengan menatap kosong dengan atau tanpa gerakan tubuh yang halus seperti mengedipkan mata dan menyebabkan hilangnya kesadaran singkat.
- Kejang tonik
Kejang tonik menyebabkan otot kaku dan dapat mempengaruhi kesadaran.
Biasanya, mempengaruhi otot-otot di punggung, lengan dan kaki dan dapat menyebabkan penderita jatuh ke tanah.
- Kejang atonik
Kejang atonik (kejang drop) menyebabkan hilangnya kontrol otot.
Karena ini paling sering mempengaruhi kaki, sering menyebabkan penderita tiba-tiba pingsan atau jatuh.
- Kejang klonik
Kejang klonik berhubungan dengan gerakan otot yang menyentak berulang atau berirama. Kejang ini biasanya mempengaruhi leher, wajah dan lengan.
- Kejang mioklonik
Kejang mioklonik biasanya muncul sebagai sentakan atau kedutan singkat yang tiba-tiba dan biasanya mengenai tubuh bagian atas, lengan dan kaki.
- Kejang tonik-klonik
Kejang tonik-klonik adalah jenis kejang epilepsi yang paling dramatis.
Mereka dapat menyebabkan hilangnya kesadaran secara tiba-tiba dan tubuh menjadi kaku, berkedut dan gemetar.
Kejang tonik-klonik terkadang menyebabkan hilangnya kontrol kandung kemih atau menggigit lidah.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Artikel lain terkait Epilepsi