Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pakar Epidemiologi Griffith University Dicky Budiman mengungkapkan mikroplastik kini menjadi isu yang penting.
Sudah saatnya manusia di dunia melawan mikroplastik atau mulai mengamati isu soal polusi plastik ini.
"Karena ini isu yang sangat riil. Ini untuk melindungi kesehatan kita dan alam. Bahkan sampah plastik, itu ratusan tahun terurai dan luar biasa susah," ungkap Pakar Epidemiologi Griffith University Dicky Budiman yang juga peneliti di bidang Global Health Security kepada Tribunnews, Jumat (1/6/2022).
Walaupun terurai, plastik tidak rusak secara sempurna. Berbeda dengan sifat sampah makanan misalnya, itu bisa terurai benar dan menyatu dengan lingkungan.
Baca juga: Aksi Ramah Lingkungan di RS, Plastik Obat Diganti Goodie Bag dan Dokter Bawa Tumbler Sendiri
Sedangkan pada sampah plastik tidak. Sampah plastik bisa terurai menjadi partikel yang sangat kecil. Bahkan tidak dapat dilihat secara telanjang mata.
Plastik dalam ukuran kecil ini sering disebut sebagai mikroplastik.
"Bahkan sudah terdeteksi di darah manusia. Dan juga ada dimana-mana. Seperti laut, sungai, tanah," papar Dicky.
Menurut Dicky, sudah saatnya menghindari pemakaian plastik. Apalagi dengan segala bentuk produk dan pengelolaannya. Selain itu, dilarang untuk membakar plastik.
"Dapat menimbulkan dioxin, polusi yang beracun dan membahayakan. Bisa menyebabkan kanker ketika terhirup. Perlu meningkatkan literasi pada publik tentang bahaya penggunaan plastik," tegas Dicky.
Selain itu Dicky menyebutkan jika tertelan, mikroplastik dapat memblokir saluran pencernaan, atau menipu sel pencernaan.
Baca juga: Kemenperin Sebut Konsumsi Plastik Indonesia Masih Rendah Dibandingkan Negara di Asia Tenggara
Sehingga sel pencernaan berpikir bahwa mereka tidak perlu makan, yang menyebabkan kelaparan atau malnutrisi. Dan menyebabkan kerusakan lainnya.
Selain itu, banyak bahan kimia beracun juga dapat menempel pada permukaan plastik.
Jika tertelan, mikroplastik yang terkontaminasi dapat membuat manusia terpapar racun dengan konsentrasi tinggi.