Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Setiap manusia memerlukan minum yang cukup untuk memenuhi cairan tubuhnya. Jika tidak, banyak dampak kesehatan yang dapat dimunculkan.
Ada beberapa tanda sederhana kapan seseorang belum memenuhi kebutuhan cairnya. Hal ini diungkapkan oleh dr Santi dari Medical Center Kompas Gramedia.
Pertama adalah perubahan warna air seni. Jika air tampak jernih tanpa warna, bisa menandakan telah mengonsumsi air yang berlebih.
Semakin kurang cairan dalam tubuh, maka warna air seni akan semakin pekat. Namun menurut dr Santi ada faktor lain penyebab air seni berubah warna. Dua di antaranya adalah makanan dan minuman.
"Ada makanan dan miuman yang memengaruhi warna urin. Misalnya buah Naga atau vitamin C yang tidak alami seperti bentuk tablet. Pipisnya akan bewarna," ungkap dr Santi pada kanal YouTube Sonora FM, Rabu (27/7/2022).
Baca juga: Kenali Hiponatremia dan Dampaknya Pada Kesehatan
Selain itu ada juga faktor lain penyebab warna air seni yang bewarna. Misalnya beberapa jenis obat-obatan untuk TBC, itu bisa mewarnai cairan tubuh. Mulai dari air mata, keringat dan urin.
Kedua, tanda seseorang kekurangan cairan bisa diketahui dari bau. Biasanya orang yang kurang minum air putih cenderung berbau pesing.
"Kalau orang kurang minum cenderung baunya menyengat. Kecuali makan yang bau nya menyengat. Kalau tidak ada factor makanan, biasanya kalau minum cukup, buang air kecil tidak pesing," papar dr Santi.
Ketiga adalah dilihat dari jumlah air seni yang dikeluarkan. Kalau air seni nya sedikit, berarti kurang minum. Atau ada kemungkinan tengah mengidap penyakit tertentu yang menghambat keluarnya urin.
Jika telah menunjukkan beberapa tanda di atas, dr Santi mengingatkan untuk segera mengonsumsi air putih yang cukup. Tentunya sesuai dengan masing-masing kebutuhan.
"Kebutuhan minum setiap orang berbeda. Tapi mungkin bisa menggunakan patokan 30-40 cc perkilogram berat badan. Karena 30-50 lebar. Baiknya menyesuaikan saja," tutup dr Santi.