Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (PERSI) turun tangan dalam kasus bayi meninggal dipaksa lahir normal di RSUD Jombang.
Kepala Bidang Organisasi PERSI dr Koesmedi Priharto menuturkan, pihaknya sedang melakukan investigasi pada kasus bayi meninggal dipaksa lahir normal.
Menurutnya pihaknya akan memulai investigasi kasus bayi meninggal dipaksa lahir normal melalui ARSADA (Asosiasi Rumah Sakit Daerah).
Baca juga: FAKTA Bayi Meninggal saat Persalinan di RSUD Jombang, Kronologi Kejadian hingga Kata Pihak RS
"Kita sedang menginvestigasi apa masalahnya tapi itu nanti lebih cocok ke ARSADA (Asosiasi Rumah Sakit Daerah) untuk tugasnya," kata Koesmedi saat ditemui di Hotel Ritz Calton, Jakarta, Rabu (3/8/2022).
Kasus dugaan malpratik tersebut, harus dibuktikan dan ditelusuri.
Ia pun menyebut ada kemungkinan terjadi kesalahan komunikasi dokter dan pasien dalam kasus tersebut.
"Bagaimanapun seorang dokter di rumah sakit harus bisa memberi keterangan yang jelas pada pasien agar tidak terjadi miskomunikasi," imbuh dokter spesialis Otrhopedi ini.
"Kalau dilihat sepintas, ada keterangan yang tidak sesuai, pasien datang sejak awal sudah ada masalah, dan kemudian banyak masalahnya lain," sambungnya.
Baca juga: Pengakuan Ayah Bayi yang Meninggal di RSUD Jombang, Sebut Tetap Dipaksa Normal Meski Harusnya Sesar
Kasus meninggalnya seorang bayi saat proses persalinan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Jombang, Jawa Timur, menjadi sorotan publik.
Dalam cuitan akun @MinDesiyaa pada Minggu (31/7/2022) yang kini telah dihapus oleh pemiliknya, disampaikan bahwa sang ibu sudah mendapat rujukan untuk lahiran sesar dari Puskesmas, namun dipaksa melahirkan secara normal oleh pihak RS.
Ayah bayi, Yopi Widianto mengaku saat persalinan istrinya sudah bertanya dua hingga tiga kali kepada tim medis soal mengapa tidak dilakukan operasi sesar.
Namun, tim medis dari RSUD Jombang tetap memaksa istrinya untuk lahiran secara normal, bukan sesar seperti rujukan Puskesmas sebelumnya.
"Istri saya sudah tanya dua kali sampai tiga kali, 'kok enggak sesar.' Tetep dipaksa normal, diusahakan normal," kata Yopi dalam tayangan Live Program 'Kompas Siang' Kompas TV, Selasa (2/8/2022).
Kemudian pada pukul 19.30-20.00 WIB, bayi belum bisa keluar dan akhirnya coba dikeluarkan dengan cara vakum atau disedot.
Namun, upaya tersebut hanya membuat kepala bayi saja yang bisa keluar, sementara badan bayi masih berada di rahim sang ibu.
Yopi menyebut setelah itu para perawat panik dan menelepon dokter untuk menangani istrinya.
Sayangnya, saat dokter tiba untuk menangani langsung persalinan tersebut, nyawa bayinya tetap tidak tertolong.