News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Ikatan Dokter Anak Indonesia: ASI Jadi Imunisasi Pertama bagi Bayi

Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Sanusi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ketua Satuan Tugas ASI Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Dr. dr. Naomi Esthernita F Dewanto mengatakan, pemberian ASI kepada bayi memiliki beragam manfaat. Diantaranya ASI menjadi imunisasi pertama bagi bayi.

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Satuan Tugas ASI Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Dr. dr. Naomi Esthernita F Dewanto mengatakan, pemberian ASI kepada bayi memiliki beragam manfaat. Diantaranya ASI menjadi imunisasi pertama bagi bayi.

"ASI merupakan imunisasi pertama untuk menghindari penyakit dan mencegah kematian," kata dokter Naomi dalam webinar World Breastfeeding Week," Sabtu (6/8/2022).

Ia mengatakan, hal itu didasari banyaknya kandungan ASI seperti zat-zat bioaktif yang mendukung ketahanan tubuh bayi yang baru lahir.

Baca juga: Cara Pemberian MPASI yang Aman dan Benar untuk Cegah Stunting

"Immunoglobulin, lactoperin, zat-zat bioaktif memiliki fungsi untuk memberi daya tahan tubuh bayi, karena bayi imunnya belum berkembang," jelas dia.

​​​​​​Ia menyebut, zat-zat bioaktif itu keluar saat bayi menyusui diawal-awal kehidupan mereka.

Kepala Departemen Pediatri Universitas Tarumanegara ini pun menyoroti, turunnya angka pemberian ASI Eksklusif di Indonesia.

Dokter Naomi mengutip data hasil Riset Kesehatan Dasar yang menunjukan penurunan tersebut dimana 61,33 persen pada 2017 menjadi 37,3 persen pada 2018.

Baca juga: Cegah Stunting, Ketahui Nutrisi Wajib dalam MPASI untuk Anak

"Sementara angka dari UNICEF terakhir tahun 2021 disebutan hanya satu dari dua bayi yang disusui eksklusif sampai enam bulan, artinya sekitar 50 persen saja yang menyusui ASI," katanya.

Adapun tantangan tidak berhasilnya ibu memberikan ASI eksklusif diantaranya masifnya iklan susu formula yang menyasar semua lapisan masyarakat.

Juga kurangnya dukungan untuk ibu menyusui misalnya keluarga dan komunitas, serta terbatasnya ruang menyusui di tempat bekerja maupun fasilitas umum.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini