Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Saat olahraga, jika tanpa persiapan rentan alami risiko cedera olahraga. Kalau sudah cedera, maka perlu layanan sport medicine, injury & recovery center (SMIRC). Sebuah tempat untuk penanganan berbagai cedera olahraga.
Cedera sendiri dapat dipicu berbagai faktor risiko. Seperti usia yang memengaruhi kekuatan. Lalu ada elastisitas jaringan tubuh, pemanasan olahraga yang kurang optimal.
Disusul dengan durasi olahraga yang berlebihan tanpa diselingi istirahat. Selain itu, bisa juga disebabkan akumulasi cedera sebelumnya yang belum tertangani dengan baik. Serta pemilihan jenis olahraga yang banyak melibatkan kontak fisik antar pemain.
Dokter spesialis kedokteran olahraga, dr. Grace Joselini Corlesa, Sp.KO, MMRS pun menyebutkan ada banyak faktor penyebab terjadinya cedera saat berolahraga.
Cedera juga bisa disebabkan karena faktor internal atau eksternal. Faktor internal, misalnya karena tidak rutin olahraga, namun saat berolahraga langsung lakukan aktivitas yang berat. Sehingga berisiko mengakibatkan cedera seperti terkilir dan sebagai.
Baca juga: Tips Menghadapi Suhu Dingin di Sejumlah Wilayah Indonesia: Minum Air Putih dan Olahraga Teratur
Sedangkan cedera eksternal bisa terjadi ketika berolahraga dengan banyak orang seperti sepakbola atau bola basket. Terjadinya benturan juga berisiko terjadi cedera.
Lebih lanjut, cedera olahraga perlu mendapat penanganan agresif & akurat dari tim medis kompeten untuk memastikan pasien dapat kembali berolahraga tanpa rasa sakit dan risiko cedera tidak berulang di kemudian hari.
Mengusung tagline 'We take you back to sport, fasterr, RS Pondok Indah — Bintaro Jaya menghadirkan Sport Medicine, Injury & Recovery Center (SMIRC) dengan kompetensi tim medis yang berpengalaman menangani cedera olahraga atlet nasional dan internasional.
Didukung oleh teknologi medis terdepan, serta alat exercise mutakhir. Perpaduan tersebut demi memastikan pasien dapat pulih lebih cepat, serta kembali beraktivitas dan berolahraga seperti sediakala, dengan performa optimal.
"Kami ingin membantu para pasien dapat kembali berolahraga dan pulih dari cedera dengan lebih cepat," ungkap Chief Executive Offker RS Pondok indah Group, dr. Yanwar Hadiyanto, MARS saat ditemui di Bintaro, Selasa (16/8/2022).
Baca juga: 9 Tips dan Trik untuk Memulai Olahraga dan Konsisten Berlatih Secara Teratur
Di SMIRC, pasien dianjurkan untuk secara aktif berlatih dengan menggunakan berbagai macam alat exercise yang dapat membantu mempersiapkan pasien kembali berolahraga (return to sport).
Pada setiap sesi latihan, pasien akan mendapat pendampingan secara pribadi (one-on-one) dari sport physiotherapist, yang memastikan program pemulihan dilakukan dengan aman dan efektif.
Penanganan pertama yang diberikan akan memengaruhi keseluruhan proses pemulihan pasien, mulai dari tingkat keparahan hingga lama durasi proses penyembuhan.
"Untuk itu, dukungan program pemulihan yang terdiri dari modalitas terapi dan terapi exercise yang tepat akan membantu proses penyembuhan pasien jadi lebih cepat," kata Sp.KO, Dokter Spesialis Kedokteran Olahraga, Sport Medicine, Injury & Recovery Center RS Pondok indah — Bintaro Jaya. dr. Antonius Andi Kurniawan, pada waktu yang sama.
Pada kasus cedera berat yang menyebabkan terjadinya robekan pada tendon, ligamen, dan tulang rawan, hingga robekan rotator cuff, akan ada pemeriksaan penunjang.
Dengan modalitas pencitraan MR1 dilakukan untuk mendapat gambaran jaringan lunak dalam tubuh dengan lebih jelas. Sehingga diketahui apakah ada kerusakan yang membutuhkan tindakan pembedahan,
Selain itu, tindakan operasi minimal invasive dapat dilakukan dengan membuat sayatan kecil untuk menangani bagian yang mengalami cedera. Tindakan minimal invasive memberikan banyak manfaat bagi pasien dengan kasus cedera olahraga berat.
Baca juga: Obesitas Juga Bisa Dialami Lansia, Ini Tips Mencegah
Durasi operasi pada tindakan ini relatif lebih singkat. Lalu luka sayatan lebih kecil sehingga meminimalisir kemungkinan rusaknya otot di area sekitar tindakan. Selain itu, waktu pemulihan Iebih cepat. Sehingga pasien dapat segera melanjutkan proses terapi pemulihan selanjutnya dengan lebih nyaman,.
Tak hanya penanganan cedera olahraga yang membutuhkan penanganan agresif dan akurat. Para pasien yang baru menjalani operasi besar juga membutuhkan terapi pemulihan dan latihan agar dapat kembali beraktivitas dan berolahraga seperti sedia kala.
Apabila cedera ditemukan pada beberapa Iokasi berbeda (multi-trauma) atau terjadi di lokasi yang sangat spesifik pada satu area tertentu, dokter spesialis bedah ortopedi konsultan sports injury dan arthroskopi dapat melakukan joint-operation.
Yaitu tindakan operasi gabungan untuk menangani cedera olahraga tersebut bersama dengan tim dokter spesialis bedah ortopedi dari berbagai subspesialisasi yang juga berpraktik di RS Pondok Indah — Bintaro Jaya.
Selain itu, setelah tindakan, pasien juga dapat melakukan terapi yang berkesinambungan dengan sport physiotherapist di bawah pemantauan dokter. Tanpa perlu berpindah fasilitas kesehatan.