News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Indonesia Belum Punya Data Kematian Akibat Resistensi Mikroba

Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Anita K Wardhani
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Pertemuan G20 di Bali menyoroti resistensi mikroba atau Antimicrobial resistance (AMR) yang telah merenggut jutaan orang di tingkat global.

Resistensi mikroba merupakan kondisi dimana antimikroba dalam bentuk antibiotik, anti virus, anti jamur, anti parasite, anti tuberkulosis, tidak lagi dapat menjalankan fungsinya untuk menangani infeksi akibat berbagai bakteri, kuman, virus, jamur, parasit.

Data dari Jurnal Ilmiah Internasional Lancet bulan Januari 2022 menyebutkan bahwa setelah dianalisa mendalam setiap tahunnya ada 643.381 kematian akibat malaria, 700.660 kematian akibat kanker payudara, 863.837 kematian akibat HIV/AIDS dan 1.270.000 kematian akibat AMR, jadi jauh lebih besar.

Baca juga: Inggris Peringatkan Penyakit AMR, Disebut Lebih Mematikan Daripada HIV/AIDS

Sementara di Indonesia, data kematian akibat AMR belum ada.

"Kita memang belum punya data berskala nasional tentang dampak AMR ini, dan ini perlu diformulasikan dengan tepat," kata Direktur Pasca Sarjana Universitas YARSI sekaligus Mantan Direktur Penyakit Menular serta Mantan AMR focal point, WHO Asia Tenggara, Prof Tjandra Yoga Aditama, Kamis (25/8/2022).

AMR disebut juga sebagai silent pandemic karena masalahnya terjadi di banyak negara, termasuk juga Indonesia.

Ia berharap semua negara bersama-sama menangani silent pandemic AMR ini.

"Juga baik dilakukan adalah mencari istilah Indonesia untuk AMR, dapat berupa Resistensi Anti Mikrobial, disingkat RAM," ungkap guru besar FKUI ini.

Baca juga: Penggunaan Obat Antibiotik Bakal Diatur, Ada 1,2 Juta Kematian Akibat Resistensi Mikroba

Tercatat setidaknya empat hal kejadian AMR yang perlu jadi perhatian bersama.

Pertama, adanya tambahan beban kesehatan sampai 1 triliun.

Kedua, 28 juta orang hidup dalam kemiskinan.

Ketiga, 7,5 persen penurunan ternak pada 2050 mendatang

Keempat, kini pada negara berpenghasilan menengah dan miskin terdapat kenyataan bahwa satu orang anak meninggal setiap tiga menit akibat Infeksi darah yang disebabkan bakteri yang resisten.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini