News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Virus Monkeypox

Pemberian Vaksin Cacar Monyet Hanya untuk Orang Berisiko Tinggi Terinfeksi, Ini Cara Pencegahannya

Penulis: Lanny Latifah
Editor: Arif Tio Buqi Abdulah
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Monkeypox atau cacar monyet - Kemenkes akan mendatangkan 10 ribu vaksin cacar monyet atau Monkeypox dari luar negeri, ini penjelasannya lengkap dengan cara pencegahannya.

TRIBUNNEWS.COM - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) akan mendatangkan 10 ribu vaksin cacar monyet atau Monkeypox dari luar negeri.

Vaksin cacar monyet tersebut tidak diberikan ke semua masyarakat.

Diwartakan Tribunnews.com sebelumnya, Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan RI Dr. dr. Maxi Rein Rondonuwu mengatakan, vaksin cacar monyet diperuntukkan hanya untuk orang berisiko tinggi terinfeksi.

Hal tersebut sebagaimana anjuran Badan Kesehatan Dunia (WHO).

"Sesuai dengan Who itu hanya untuk yang beresiko tinggi yang beresiko tinggi dan berkontak erat dengan orang yang positif," kata Maxi Rein Rondonuwu di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (24/8/2022).

"Itu saja yang diprioritaskan. Jadi tidak semua masyarakat," ujarnya.

Baca juga: Beda Gejala Cacar Air, Cacar Monyet, dan Cacar Biasa

Selain itu, pihaknya juga telah berkoordinasi dengan WHO terkait pemberian vaksin cacar monyet yang telah ditetapkan menjadi Kedaruratan Kesehatan Masyarakat Dunia.

"Sudah (dikoordinasikan). Kita sejak (monkeypox) ada dan diumumkan sebagai PHEIC (Public Health Emergency of International Concern)," kata Maxi.

"Nah itu kita sudah langsung menginstruksikan ke Dirjen Farmalkes supaya segera koordinasi dengan WHO," lanjut dia.

Kemudian, Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengatakan bahwa pengadaan vaksin cacar monyet tinggal menunggu tiba di tanah air sebelum kemudian didistribusikan.

"Sudah diadain, kita tinggal nunggu," ujar Menkes di Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (25/8/2022).

Menkes menambahkan, vaksin cacar monyet akan mulai disuntikkan pada akhir tahun ini.

"Itu sangat terbatas. Karena itu akan diberikan secara terbatas kepada masyarakat yang immunocompromised, jadi tidak semuanya, dan sebagian besar masyarakat di tahun 1980 kan sebenarnya sudah ada, gitu," katanya.

Baca juga: Menteri Kesehatan: Cacar Monyet yang Banyak Beredar Varian Afrika Barat, Fatality Rate Rendah

Baca juga: Kata Jokowi soal Cacar Monyet, Tak Perlu Panik hingga Sudah Berikan Perintah untuk Siapkan Vaksin

Gejala Cacar Monyet

1. Sakit kepala

2. Demam akut >38,5oC

3. Limfadenopati (pembesaran kelenjar getah bening)

4. Nyeri otot/Myalgia

5. Sakit punggung

6. Asthenia (kelemahan tubuh)

7. Lesi cacar (benjolan berisi air ataupun nanah pada seluruh tubuh)

Pada manusia, gejala cacar monyet mirip dengan gejala cacar air, namun lebih ringan.

Gejala dimulai dengan demam, sakit kepala, nyeri otot, dan kelelahan.

Perbedaan utama antara gejala cacar air dan cacar monyet adalah bahwa cacar monyet menyebabkan pembengkakan pada kelenjar getah bening (limfadenopati) sedangkan cacar air tidak.

Masa inkubasi monkeypox 5 sampai 13 hari atau 5 sampai 21 hari.

Ada dua periode, yakni masa invasi dan masa erupsi.

Pertama, masa invasi, terjadi 0 sampai 5 hari terjadi demam tinggi, sakit kepala yang berat, dan ada benjolan atau pembesaran kelenjar limfa di leher, kemudian di ketiak, atau selangkangan.

Kedua, masa erupsi, terjadi 1 sampai 3 hari pasca demam, terjadi ruam pada kulit, ruam pada wajah, telapak tangan, kaki, mukosa, alat kelamin, dan selaput lendir mata.

Penyakit ini biasanya berlangsung selama 2−4 minggu.

Pencegahan Cacar Monyet

Ada beberapa tindakan yang dapat dilakukan untuk mencegah infeksi virus cacar monyet, dilansir dari kemkes.go.id:

1. Hindari kontak dengan hewan yang dapat menjadi reservoir virus (termasuk hewan yang sakit atau yang ditemukan mati di daerah di mana cacar monyet terjadi).

2. Hindari kontak dengan bahan apa pun, seperti tempat tidur, yang pernah bersentuhan dengan hewan yang sakit.

3. Pisahkan pasien yang terinfeksi dari orang lain yang mungkin berisiko terinfeksi.

4. Lakukan cuci tangan yang baik dan benar setelah kontak dengan hewan atau manusia yang terinfeksi.

5. Menggunakan alat pelindung diri (APD) saat merawat pasien yang terinfeksi.

6. Memasak daging dengan benar dan matang.

(Tribunnews.com/Latifah)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini