Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Hingga saat ini belum ada satupun obat yang dapat menyembuhkan orang yang terinfeksi HIV/AIDS.
Namun ada terapi obat antiretroviral (ARV) yang bertujuan menekan viral load hingga kadar yang tidak terdeteksi (virus tersupresi), meningkatkan fungsi imun dan kualitas hidup secara keseluruhan, menurunkan risiko komplikasi AIDS) dan non-AIDS, serta memperpanjang kehidupan pasien dan mengurangi risiko penularan HIV.
Baca juga: Cegah Penularan HIV/AIDS, Dinas Kesehatan Bandung Barat dan KUA Akan Periksa Calon Pengantin
Pakar kesehatan sekaligus dokter spesialis penyakit dalam subspesialis hematologi-onkologi (kanker) Prof Zubairi Djoerban mengatakan orang dengan HIV/AIDS (ODHA) bisa hidup produktif, bugar, dan fit dengan manajemen minum ARV yang teratur.
"HIV/AIDS bisa ditata dengan manajemen yang baik. Tapi masalahnya ada beberapa yang putus obat. Kalau ada yang putus obat itu bahaya tapi tidak selalu fatal juga," ungkap dia.
Ia menerangkan, dalam penatalaksanaan infeksi HIV terdapat regimen terapi ARV yang terdiri dari 3 lini.
"Jika putus obat di lini pertama, masih ada lini kedua dan ada beberapa modifikasi klinis dua, ketika gagal. Namun kalau semua obat di Indonesia gagal ya terpaksa pasien harus beli sendiri di biasanya banyak di Bangkok dan itu agak mahal sekitar 20 sampai 30 juta per bulan," ujar penemu kasus AIDS pertama di Indonesia tahun 1980an ini.
Padahal menurut Prof Zubairi, pengobatan dan deteksi HIV/AIDS di Indonesia gratis.
Untuk itu dewan penasihat Satgas Covid-19 PB IDI berharap agar ODHA dapat patuh menjalani terapi obat ATV, menjalani gaya hidup bersih dan sehat, serta rajin kontrol ke dokter.
Baca juga: Pakar Sebut Kasus HIV di Kalangan Ibu Rumah Tangga Banyak Ditularkan Suami
"Padahal kalau berobat teratur di Indonesia itu gratis total. Luar biasa pemerintah menyediakan obat HIV/AIDS dengan gratis. Supaya berhasil adalah berobatnya teratur dan secara berkala diperiksa kadar virusnya dan dengan cara itu," imbuhnya.
Selain kepatuhan minum obat ARV, ODHA juga perlu konseling dan pendampingan serta dukungan dari keluarga dan masyarakat agar kualitasnya kian baik.
Baca juga: Sebut Poligami Jadi Upaya Pencegahan HIV/AIDS, Begini Pembelaan Wagub Jabar
"Orang dengan sakit HIV/AIDS itu tidak ada yang mau sakit. Jadi perlu dukungan jangan sampai ter stigmasisasi, jangan sampai HIV AIDS dijauhin justru harus perlu didukung," pesan Prof Zubairi.