Kemudian, saat pasangan ODHA terbukti negatif HIV, maka perlu dilakukan tindakan pencegahan agar tidak tertular dan melakukan pemeriksaan secara rutin.
Kemudian, selama berhubungan, selalu menggunakan kondom sebagai tindakan pengamannya.
Serta tetap menjaga kesehatan, dan menghindari segala aktivitas yg beresiko tertular HIV seperti berganti-ganti pasangan seksual, melakukan hubungan seksual tanpa pengaman, dan menggunakan jarum suntik secara bergantian.
Pasangan sebelum menikah disarankan berkonsultasi terlebih dahulu dengan di klinik untuk melakukan cek atau test HIV.
"Sekarang silakan menikah saat virusnya menurun sekali. Jadi boleh menikah dan tentu anaknya tidak tertular," ujar Prof Zubairi.
Waspadai 5 Faktor Penularan HIV/AIDS
Zubairi Djoerban mengatakan, perilaku seksual bukan menjadi satu-satunya faktor penularan HIV/AIDS di dunia.
Menurut dokter spesialis penyakit dalam dari Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) ini, ada faktor-faktor lain yang turut menjadi jalur penularan virus HIV/AIDS. Mulai dari faktor keturunan hingga penggunaan alat suntik yang tidak steril/bersih.
"Jadi penerawang kami, ternyata ada banyak yang ternyata dari hubungan seksual saja," kata Prof. Zubairi.
Dia juga mengatakan, bahwa penyalahgunaan obat-obatan terlarang atau narkotika juga menjadi faktor penyebaran virus tersebut.
Prof. Zubairi juga mengidikasi, bahwa transfusi darah juga jadi media penyaluran virus HIV/AIDS. Apalagi, dulu transfusi darah bagi pengidap hemofilia dilakukan melalui metode faktor 8.
Seluruh darah yang masuk ke lembaga donor, dijadikan satu untuk distrerilisasi. Namun, pada kenyataannya justru disitilah terjadi penularan virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh atau anti body.
"Kemudian, setelah cara tesnya, sekarang proses untuk faktor 8 disudahi, dan darah yang keluar dari PMI dan program transfusi darah manapun disaring bersih, 99,9 persen tidak bisa 100 persen, tapi bisa dikatakan semuanya tidak terjadi penularan," jelasnya.
Berikut kutipan wawancara khusus Direktur Pemberitaan Tribun Network Febby Mahendra Putra dengan Prof. dr. Zubairi Djoerban di Jakarta: