Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Kian hari makanan kemasan kian beragam. Rasanya hampir setiap hari dikonsumsi. Mungkin saja kenaikan harga BBM ini bisa membuat makanan kemasan juga turut naik.
Daripada pusing karena harga makanan kemasan ikut naik, ada baiknya meninggalkan kebiasaan itu.
Baca juga: Memulai UMKM Makanan Kemasan Bisa Jadi Alternatif Cara Bertahan di Tengah Pandemi
Seperti pesan dari ahli gizi masyarakat Dr dr Tan Shot Yen, M.hum.
Ia mengingatkan, masyarakat harus kembali menerapkan konsep Isi Piringku yang dikampanyekan oleh Kementerian Kesehatan.
"Konsep Isi Piringku dari Kemenkes dan 4 pilar gizi seimbang ini sangat bagus diterapkan. Jadi harga bbm naik tidak imbas ke tubuh," kata dia saat dihubungi Tribunnews.com, Rabu (7/9/2022).
Ia menerangkan, kedua konsep itu banyak memanfaatkan bahan makanan asli untuk diolah menjadi makanan bergizi seimbang.
Sehingga ketika harga-harga naik, maka tidak akan berimbas terlalu besar.
Baca juga: Dokter Sarankan Konsumsi Frozen Food Kalau Keadaan Terpaksa Saja
"Jadi bukan kemasan. Tingkatkan kupasan tinggalkan kemasan," imbuh Dokter Tan.
Isi Piringku menggambarkan porsi makan yang dikonsumsi dalam satu piring yang terdiri dari 50 persen buah dan sayur, dan 50 persen sisanya terdiri dari karbohidrat dan protein.
"Misalnya untuk sarapan. Pisang, pecel, lontong, dan tempe bacem. Makan siang bisa dengan melon, lalapan sambel, nasi merah, dan ayam bakar," jelas pakar yang menyelesaikan pendidikan Profesi Kedokteran Negara FKUI di tahun 1991 ini.
Dokter Tan menyebut, telah banyak penelitian di dunia yang menunjukan kebiasaan makanan kemasan menjadi salah satu penyebab meningkatnya penyakit tidak menular di masyarakat seperti jantung, kolestrol, dan diabetes.
Baca juga: Jaga Pola Makan Sehat untuk Hidup Lebih Aman Bersama Covid-19
"Terlebih penyakit kanker karena dalam makanan kesehatan ada gula tambahan maupun garam yang terlalu tinggi yang tidak dibutuhkan tubuh," ujarnya.
Berikut 8 makanan yang dapat menurunkan kekebalan tubuh.
1. Gula imbuhan
Biasanya terdapat dalam minuman kemasan jus dan cemilan.
Gula darah tinggi dapat menghambat respon sel darah putih, menurunkan imunitas dan merusak keseimbangan merusak keseimbangan bakteri usus.
Baca juga: Dokter Ingatkan Masyarakat Batasi Konsumsi Garam Demi Kesehatan
2. Produk tinggi garam
Mirip gula kelebihan garam menghambat fungsi normal imunitas, memperburuk kondisi penyakit autoimun.
3. Pangan tinggi Omega 6
Konsumsi produk nabati dan minyak goreng berlebih dapat mengganggu keseimbangan omega 3 dan omega 6 di tubuh.
4. Gorengan
Terjadi reaksi antara gula protein dan minyak saat karbohidrat digoreng
Ages dan Ales dapat menyebabkan peradangan dan memperburuk sindroma metabolik.
5. Daging yang diproses dan diawetkan
Lemak jenuh tinggi dan rendahnya lemak tak jenuh semakin mengacaukan sistem kekebalan tubuh juga beresiko sebagai karsinogen.
6. Panganan cepat saji
Mengandung phtalase yang berasal dari kemasan plastik yang merembes ke makanan menyebabkan gangguan imunitas
7. Produk Ultra proses
Dengan berbagai imbuhan emulsifier (penstabil nabati) dan pemanis buatan yang digunakan dalam produk ultra proses menyebabkan gangguan sistem imunitas
juga mengganggu probiotik usus dan sistem kekebalan
8. Karbohidrat rafinasi
Tepung dan gula yang diproses mengandung glikemik indeks tinggi yang meningkatkan gula darah, insulin, radikal bebas dan protein peradangan.
Ia pun meminta masyarakat untuk menjalankan kampanye sehat tersebut, karena selain terbukti menyehatkan, pengeluaran untuk obat dan perawatan saat sakit bisa dialihkan untuk hal yang lebih bermanfaat.