Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Dokter Spesialis Kesehatan Anak Prof. Hanifah Oswari, SpA(K) mengatakan kasus hepatitis tetap ada namun kasusnya sekarang tidak sebanyak seperti awal kasus.
Saat ini masih ada 7 kasus hepatitis yang belum dibahas.
“Perkembangan dari Hepatitis ini kita belum mengetahui penyebabnya. Memang tetap ada terus-menerus tetapi tidak sebanyak di awal-awal kita ketemu. Jadi sekarang ini tetap masih ada 7 yang belum kami bicarakan. Meskipun tidak banyak tetapi kasusnya masih ada. Itu yang perlu kita perhatikan, perlu tetap waspada tetapi tingkat kewaspadaannya tidak seperti yang di awal-awal,” ucap prof. Hanifah dalam konferensi pers secara virtual, Jumat (16/9/2022) di Jakarta.
Baca juga: Update Kasus Diduga Hepatitis Akut, 35 Kasus Probable dan DKI Jakarta Terbanyak
Sementara itu, Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes) telah memeriksa 91 kasus dugaan hepatitis akut di Indonesia. Dari jumlah tersebut 35 di antaranya probable (konfirmasi yang bergejala) 7 pending, 49 discarded.
Juru bicara Kemenkes dr. Mohammad Syahril mengatakan, kasus hepatitis akut ini tersebar di 22 provinsi.
Dari 22 provinsi ini kasus terbanyak ada di DKI Jakarta dengan 12 kasus probable dan 3 kasus pending, DIY 3 kasus probable dan 0 kasus pending, serta Jawa Tengah 2 kasus probable dan 2 kasus pending.
"Jadi tidak semua provinsi ada kasus hepatitisnya,” ujar dia.
Baca juga: Kemenkes Targetkan 2024 Semua Provinsi Punya Rumah Sakit yang Melayani Terapi Hepatitis C dengan DAA
Sementara untuk status pasien dari 35 probable dan 7 pending paling banyak jenis kelamin laki-laki usia 0 sampai 5 tahun.
dr. Syahril mengungkapkan dari 35 probabel yang dilakukan pemeriksaan dan dikaji oleh komite ahli telah diketahui bahwa patogen paling banyak ditemukan pada pasien adalah EBV (6 dari 29 pasien diperiksa lalu diikuti CMV dan Torque Teno virus (5 dari 29 pasien diperiksa).
Berdasarkan hasil PCR dan metagenomik, 5 dari 29 pasien probable terdeteksi virus dari famili herpesviridae (CMV, HSV1, HHV-6A, HHV1, EBV). Gejala yang dialami pasien di antaranya demam, kuning, mual.
“Gambaran gejala klinis 35 kasus probable itu terbanyak adalah demam, kuning, mual, muntah, hilang nafsu makan,” ucap dr. Syahril.
Baca juga: WHO: 33 Negara Laporkan 920 Dugaan Kasus Hepatitis Akut pada Anak-anak, Melonjak 270 dari Mei
Saat ini laboratorium telah ditambah, Kementerian Kesehatan sudah mempunyai 33 laboratorium yang memiliki kemampuan pemeriksaan hepatitis.
“Sudah ada 33 laboratorium yang semula ada 2. Sudah dilakukan pelatihan dan sudah melakukan pemeriksaan – pemeriksaan,” ungkap dr. Syahril.