Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Salah satu Pendiri dan Ketua Dewan Pengawas Marisza Cardoba Foundation (MCF) Prof. Dr. dr. Aru W. Sudoyo, Sp.PD, KHOM, mengungkapkan, Autoimun memang penyakit yang bisa mematikan, namun bisa dikendalikan.
Penyebabnya antara lain akibat terpapar bahan-bahan kimia atau yang dianggap tidak natural oleh tubuh. Sumber bahan-bahan kimia yang berada di dalam makanan.
"Sangat logis menjadi perangsang rusaknya antibodi dalam tubuh. Dua generasi lalu, penyakit autoimun sangat langka. Tapi sekarang, jumlahnya meningkat tajam. Kebanyakan generasi muda yang menderitanya,” papar Prof. Aru lebih lanjut.
Baca juga: Susah Disembuhkan, Ini Lima Dasar Hidup Sehat Orang dengan Autoimun
Salah satu pendiri MFC, Marisza Cardoba pun menyampaikan, jika Autoimun adalah ancaman nyata bagi masyarakat Indonesia.
Orang dengan autoimun produktivitasnya menurun. Dan hanya mampu beraktivitas 5-6 jam sehari dengan beberapa keluhan.
Misalnya nyeri sendi, mudah lelah, rambut rontok, sering sariawan, demam yang tidak beraturan, dan sebagainya.
"Sementara penyakit ini belum dapat disembuhkan," tegas Marisza.
Jumlah penderita autoimun di Indonesia sendiri, kata Marisza mencapai sekitar 15.000 orang. Hal ini bisa jadi disebabkan karena gejala autoimun mirip dengan penyakit lain.
Di sisi lain, masyarakat juga enggan memeriksakan penyakitnya secara menyeluruh. Ia pun menghimbau masyarakat untuk melaksanakan lima dasar hidup sehat.
Atau, pola hidup sehat menyeluruh, dan memastikan asupan Vitamin D yang memadai, terbukti berhasil meningkatkan kualitas hidup para orang dengan Autoimunitas (ODAI) hingga dapat kembali beraktivitas normal.
Lima dasar hidup sehat untuk ODAI:
1. Hidup sehat. Caranya, pilih makanan sehat periksa kesehatan berkala atau menjaga kebersihan.
2. Aktif Mandiri, bisa dilakukan dengan olahraga 30 menit setiap hari. Atau menanam bahan pangan sendiri.
3. Oengendalian stres (ibadah, komunikasi positif, manajemen waktu);
4. Terus belajar (bergabung dengan komunitas pembelajar, ketahui hak dan kewajiban pasien.Lalu, ketahui informasi obat (polifarmasi), mengelola keuangan dengan baik;
5. Hidup Positif. Menyeimbangkan otak, bekerja cerdas dan tersenyum setiap saat.