News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Penelitian Terbaru, Soal Dampak Bisphenol A, Dapat Bermigrasi ke Air dalam Suhu Ruangan

Penulis: Anita K Wardhani
Editor: Theresia Felisiani
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi. Secara ilmiah BPA yang dipakai industri plastik untuk wadah minuman dan makanan sangat berbahaya bagi kesehatan.

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dampak Bisphenol A (BPA) pada kesehatan beberapa waktu ini mencuat.

Beberapa penelitian seperti dikatakan Epidemiolog Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI) Pandu Riono membuktikan secara ilmiah bahwa BPA yang dipakai industri plastik untuk wadah minuman dan makanan sangat berbahaya bagi kesehatan.

Menurut Pandu Riono, BPA bisa menimbulkan gangguan sistem reproduksi baik pria maupun wanita, diabetes dan obesitas, gangguan sistem kardiovaskular, penyakit ginjal, kanker hingga gangguan perkembangan otak.

Mengingat bahaya yang ditimbulkan begitu besar, pemerintah bersama ilmuwan perlu mengedukasi dan menginformasikan tentang ancaman gangguan kesehatan yang dihasilkan BPA.

"Keselamatan publik itu prioritas kita semua. Jejak Bidphenol A atau BPA, bahan kimia yang digunakan dalam produk plastik, banyak terdeteksi di tubuh dan di lingkungan kita, " papar Pandu Riono belum lama ini.

Pernyataan Pandu Riono didukung dengan penelitian paling mutakhir yang dipublikasikan pada 23 September 2022.

Dalam sebuah jurnal berjudul "Effects Of Temperature and Storage Time On Bidphenol A  Migration from Polycarbonate Bottles Into Water : Analisilys using  Visible Spectrophotometric Method penelitian milik Benue State University, dengan judul
Pengaruh Suhu dan waktu penyimpanan terhadap migrasi BPA dari kemasan plastik PC ke air. Hasilnya adalah pada studi ini menunjukkan bahwa BPA bermigrasi dari kemasan plastik PC ke air walau hanya pada suhu ruangan.

Adapun pada 19 Agustus 2022, Environmental Engineering Laboratory, Departement d' Enginyeria Quimica, Universitat Rovira I Virgil, Av Paisos Catalan 26, 43007, Tarragona Catalonia, Spain melakukan Studi mengenai BPA Toxcokinetik terhadap jenis kelamin pada anak - anak.
Dengan judul, "Unravelling sex-specipic in children using pediatric PBPK model". Kesimpulannya, anak - anak memiliki peluang risiko lebih tinggi dari orang dewasa terhadap paparan BPA terhadap organ dalam.

Sedangkan sebulan sebelumnya, Institute of Medical Molecular Biotechnology, Faculty of Medicine Universiti Teknologi MARA (UiTM), Cawangan SELANGOR, KAMPUS Sungai Buloh Jalan Hospital, Sungai Buloh, Selangor Malay melakukan penelitian dengan judul The Current Findings on the Impact of Prenatal BPA Exposure on Metabolic Parameters: In Vivo and Epidemiological Evidence. Temuan terbaru paparan BPA pada parameter metabolisme sebelum melahirkan. Pada review kali ini ditemukan hasil bahwa pengaruh dari paparan BPA pada ibu hamil yang dapat menyebabkan perubahan parameter metabolisme di masa kanak kanak dan meningkatkan risiko penyakit metabolik  seperti obesitas dan DMT2 di masa dewasa.

Baca juga: Apakah BPA Bisa Menyebabkan Kanker? Dokter Ungkap 3 Penyebab Kanker Terbanyak di Indonesia

Kelompok lingkungan dan kesehatan masyarakat Amerika Serikat mendesak US Food and Drug Administration agar memperketat kandungan Bisphenol A pada plastik yang bersentuhan dengan makanan. Dalam petisi yang dilancarkan pada 27 Januari 2022 menyatakan bahwa BPA dapat berbahaya kendati masyarakat terpapar dalam jumlah jauh di bawah batas toleransi. Kelompok tersebut mendesak FDA semacam BPOM-nya Amerika Serikat, untuk membatasi migrasi BPA dari kemasan ke dalam makanan maksimal sebanyak 0,5 Ng BPA/kg makanan.  

Sementara European Food Safety Authority (EFSA) terus memperketat TDI (Tolerable Daily Intake) BPA. Pada tahun 2015, TDI BPA sebesar 4 mikrogram / kg berat badan manusia/hari. Maksudnya, batas toleransi yang diijinkan senyawa BPA masuk ke dalam tubuh berdasarkan berat badan manusia adalah 4 mikrogram tiap kg berat badan manusia. Akan tetapi TDI BPA pada tahun 2021 menjadi sangat ketat yaitu hanya 0,00004 mikrogram / kg berat badan manusia/ hari. Artinya hanya dalam kurun waktu 6 tahun telah terjadi pengetatan sebesar 100 ribu kali lipat lebih ketat.

Baca juga: IDI dan IDAI Sejalan dengan Data WHO: Kemasan Plastik BPA Bisa Picu Kanker

Hampir seluruh dunia peduli akan bahaya BPA. Bagaimana bagi bayi balita dan janin? Tentu dampaknya lebih besar lagi.  

Karena sudah ada temuan di lapangan oleh BPOM bahwa kandungan BPA telah melampaui ambang batas yang ditentukan berdasarkan riset yang dilakukan sepanjang tahun 2021 - 2022 terdapat di 6 kota besar di Indonesia, yakni, Medan,. Manado, Bandung, Jakarta, Banda Aceh dan Aceh Tenggara.

Maka dari itu BPOM akan segera melabeli galon guna ulang berbahan PC demi melindungi kesehatan masyarakat.  Bagi industri AMDK agar memperhatikan proses distribusi dan penyimpanan.

Faktanya, tanpa paparan suhu yang tinggi hanya dalam suhu kamar pun, BPA bisa bemrigrasi ke air. Jadi lebih tepat segera ganti kemasan berbahan PC.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini