Laporan Wartawan Tribunnews.com, Danang Triatmojo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) meminta masyarakat khususnya para orang tua untuk tidak menunda-nunda membawa ke fasilitas kesehatan saat terjadi gejala demam, diare hingga batuk pilek pada anak.
Pasalnya hal tersebut termasuk gejala awal dari gangguan ginjal pada anak.
“Jadi untuk hati-hati, tapi gejalanya umum, contoh demam. Jadi anak-anak kalau demam lebih dari satu hari sampai masuk ke lima hari, kemudian ada diare, mual muntah, batuk pilek, ini gejala awal,” kata Juru Bicara Kemenkes, Mohammad Syahril dalam diskusi daring Polemik Trijaya 'Misteri Gagal Ginjal Akut', Sabtu (22/10/2022).
Baca juga: Selidiki Potensi Tindak Pidana, Menko PMK Minta Kapolri Usut Kasus Sakit Ginjal Akut Anak
Kendati gejala awal tersebut merupakan gejala umum namun lantaran kasus gangguan ginjal marak terjadi dan alami peningkatan sejak Agustus, sehingga Kemenkes mengimbau para orang tua untuk jangan menunggu membawa anak ke rumah sakit demi mengantisipasi gangguan ginjal yang mungkin terjadi.
“Tapi gejala awal ini juga dialami pada balita yang sakit saluran nafas, diare biasa. Karena ini ada kasus yang sedang marak, maka harus lebih hati-hati gejala awal ini. Jangan menunggu ginjalnya sudah break,” katanya.
Data Korban Terbaru
Sebelumnya, Menteri Kesehatan (Menkes), Budi Gunadi Sadikin, telah memperbarui data kasus gangguan gagal ginjal akut misterius di Indonesia.
Berdasarkan perkembangan terbaru, teridentifikasi sebanyak 241 kasus gangguan ginjal akut.
"Sampai sekarang kita sudah mengidentifikasi ada 241 kasus gangguan ginjal akut progresif di 22 provinsi dengan 133 kematian atau 55 persen dari kasus," kata Budi dalam konferensi pers, Jumat (21/10/2022).
Jumlah kasus tersebut, kata Budi, meningkat sejak bulan Agustus 2022 lalu.
Pada Agustus tercatat 36 kasus, lalu September terjadi 78 kasus dan pertengahan Oktober sebanyak 110 kasus.
Lebih lanjut, Menkes mengatakan, gangguan ginjal akut ini juga mayoritas menyerang balita atau bayi di bawah lima tahun.
"Pertama kita lihat bahwa kejadian ini banyak menyerang terutama balita di bawah lima tahun," kata Budi.
Adapun untuk gejala klinis, yakni demam, kehilangan nafsu makan, malaise, mual, muntah, ISPA, diare, nyeri bagian perut, dehidrasi hingga pendarahan.