TRIBUNNEWS.COM - Apakah Anda sering berolahraga? Kegiatan ini memang memiliki berbagai manfaat bagi kesehatan, namun olahraga yang dilakukan secara berlebihan serta dengan teknik yang salah juga dapat berdampak buruk pada tubuh Anda.
Salah satu bagian tubuh yang rentan cedera karena berolahraga adalah lutut. Jika pernah mengalami nyeri lutut saat atau setelah berolahraga, sebaiknya Anda perlu waspada!
Pasalnya, rasa nyeri yang Anda alami tersebut bisa jadi adalah gejala dari cedera Anterior Cruciate Ligament (ACL) atau cedera Ligamen Lutut Anterior, yang merupakan kerusakan atau robekan pada ligamen lutut anterior.
Penyebab cedera Ligamen Lutut Anterior
Terdapat empat jenis urat yang berperan terhadap kestabilan sendi pada lutut, yaitu tulang, tulang rawan, tendon, dan ligamen lutut anterior. Di saat bersamaan, ligamen lutut anterior adalah jenis urat yang paling rentan mengalami cedera.
Ligamen lutut anterior sendiri berfungsi membantu menjaga stabilitas rotasi lutut dan mencegah tibia (tulang kering) bergeser di depan tulang paha. Cedera pada bagian urat ini umum dialami oleh mereka yang aktif berolahraga.
Menurut Dokter Ortopedi di Mayapada Hospital, dr. Sapto Adji Harjosworo, Sp.OT (K), dari banyaknya penderita cedera Ligamen Lutut Anterior atau cedera ACL, sekitar 40 persennya mengalami cedera akibat aktivitas terkait olahraga.
“Cedera olahraga yang paling banyak kami tangani adalah cedera ACL. Ligamen adalah jaringan ikat yang membuat kestabilan pada sendi. Pada lutut ada 4 urat yang berperan terhadap kestabilan sendi. Dari keempat ligamen tersebut yang paling rentan mengalami cedera adalah ACL. Semua pelaku olahraga yang mengandalkan kelincahan kecepatan bisa mengalami kondisi ini. ACL sangat rentan mengalami cedera,” jelas dr. Sapto.
Kurangnya pemanasan kerap dituding sebagai alasan terjadinya cedera pada atlet. Akan tetapi menurut Dokter Spesialis Kedokteran Olahraga Mayapada Hospital dr. Taufan Favian Reyhan, Sp.KO, pemanasan bukanlah pemicu utama. Terdapat berbagai faktor yang dapat menyebabkan terjadi cedera Ligamen Lutut Anterior.
“Bicara cedera ACL, bicara multifaktor. Pemanasan dijadikan pencetus kesalahan, padahal ada faktor lainnya,” katanya.
Salah satu jenis penyebab cedera ini dapat berupa faktor internal, seperti berat badan, teknik bermain atau olahraga yang salah hingga kelelahan, serta otot yang tak seimbang.
Selain itu terdapat juga faktor eksternal, seperti bermain terlalu bersemangat dengan adrenalin yang meningkat sehingga atlet terlalu memaksa saat berolahraga, situasi lapangan yang kurang bagus, berlubang, lengket, hingga sepatu olahraga yang tak cocok.
“Faktor pertandingan itu sendiri, makin sering terpapar juga bisa memicu,” ujar dr. Taufan.
Gejala cedera Ligamen Lutut Anterior
Lebih lanjut, dr. Sapto menjelaskan bentuk cedera yang dialami pasien umumnya berupa bagian urat yang putus atau terpuntir pada lutut, sehingga menyebabkan rasa nyeri.
“Paha berpuntir ke luar, sementara tungkai bawah kita bergerak ke dalam, sehingga memutuskan urat tersebut. Sama seperti ketika turun tangga, tak menyadari dua anak tangga yang belum dilangkah, terjatuh dan menumpu. Begitu dia putus, ligamen seperti bunyi dan terputus,” kata dr. Sapto.
Jika Anda adalah seorang atlet atau cukup aktif berolahraga, terdapat beberapa gejala putusnya ligamen lutut anterior yang perlu diketahui. Gejala pertama adalah terdengar suara meletup di lutut. Lalu, terjadi rasa nyeri yang hebat dan tidak dapat melanjutkan aktivitas.
Selanjutnya, dapat terjadi pembengkakan lutut yang muncul beberapa jam kemudian. Ketika hal tersebut terjadi, kemampuan menggerakan lutut akan berkurang dan tidak seimbang saat dipakai untuk menopang berat badan.
Dr. Sapto pun menyebut bahwa kondisi ini dapat berdampak pada atlet dalam jangka panjang.
“Bisa sampai robek sebagian, atau sampai putus total. Jadi tergantung memang dari seberapa parah, kalau hanya ketarik, dapat melanjutkan permainan. Tapi kalau sudah robek atau putus sebagian akan sulit,” ungkap dr. Sapto.
Pertolongan pertama, tindakan lebih lanjut, hingga program pasca operasi
Dr. Taufan memaparkan, penderita cedera dapat diberikan pertolongan pertama sederhana, seperti beristirahat, kompres es batu,dan tentunya diwajibkan mendapatkan bantuan langsung dari tim medis.
Namun, saat pertolongan pertama tak lagi efektif hingga atlet tidak dapat melanjutkan permainan, atlet atau penderita cedera harus diangkut menuju ke rumah sakit.
Kemudian, menurut Dr. Sapto, tatalaksana atau penanganan dan pengobatan cedera Ligamen Lutut Anterior memang harus ditangani secara multidisiplin dan dapat berujung pada operasi. Kondisi cedera ini tidak memiliki kemampuan untuk menyembuhkan diri sendiri.
“ACL tak punya kemampuan itu. Sekali putus tetap putus, tak bisa disambung lagi maka harus operasi,” ungkap dr. Sapto.
Tahapan pertama untuk penanganan cedera Ligamen Lutut Anterior adalah sesi wawancara dan pemeriksaan. Kemudian, dokter akan melakukan pemeriksaan penunjang seperti Foto Rontgen (X-ray). Proses tersebut memang tidak dapat melihat kerusakan ligamen, tapi dapat melihat ada tidaknya kelainan pada tulang.
Lalu, akan dilakukan pemeriksaan Magnetic Resonance Imaging (MRI) untuk melihat sobekan ligamen atau luka pada tulang rawan.
Selanjutnya, penanganan utama untuk pasien penderita Cedera ACL dilakukan melalui operasi berupa tindakan Arthroscopy. Arthroscopy merupakan jenis operasi minimal invasif untuk menangani kasus cedera olahraga. Keunggulan teknik ini adalah sayatan minimal, sehingga rasa nyeri dan risiko infeksi lebih kecil, waktu rawat inap lebih pendek, dan pemulihan lebih cepat.Tindakan ini merupakan penanganan untuk keperluan diagnosis serta memperbaiki masalah di dalam sendi dan dapat dilakukan pada lutut, bahu, pinggul, tangan dan kaki.
Pasca operasi, pasien penderita cedera Ligamen Lutut Anterior juga akan diberikan program latihan yang bermanfaat mengembalikan performa dan kebugaran pasien.
Dengan program latihan ini, diharapkan pasien dapat kembali aktif dalam kegiatan sehari-hari dan berolahraga. Penanganan kasus cedera olahraga ini dilakukan dengan pendekatan non operatif yang disesuaikan dengan kondisi pasien.
Mengenal Sports Injury Treatment & Performance Center (SITPEC) Mayapada Hospital
Untuk menjawab kebutuhan pasien yang mengalami cedera olahraga seperti ACL, Mayapada Hospital telah menyediakan Sports Injury Treatment & Performance Center (SITPEC).
Melalui SITPEC, Mayapada Hospital menawarkan berbagai layanan komprehensif dan terintegrasi terkait olahraga dan kebugaran, mulai dari program preventif, screening, performa olahraga, penanganan cedera hingga program pemulihan pasca cedera dan pasca operasi.
SITPEC dari Mayapada Hospital didukung oleh kolaborasi tim dokter multi spesialisasi dan fisioterapis olahraga yang profesional dan berpengalaman dalam rangka memberikan program latihan dan penanganan cedera sesuai dengan kebutuhan pasien.
Berbagai kondisi yang dapat ditangani di pusat ini meliputi Sprain and Strain (Keseleo dan tegangan otot), nyeri lutut, bahu, pinggul, tangan, dan kaki akibat cedera olahraga, termasuk ACL, Jumper’s Knee (Cedera lutut), Runner’s knee (Cedera lutut), Achilles tendinitis (Cedera pada tendon achilles) hingga dislokasi sendi.
Layanan ini menghadirkan tim dokter Mayapada Hospital Jakarta Selatan, di antaranya:
1. dr. Sapto Adji Harjosworo, Sp.OT (K)Sport Injury,
2. dr. Charles Hoo, SpOT(K)Sport Injury
3. dr. Taufan Favian Reyhan, Sp.KO
4. dr. Jovita Maria, SpKFR
Mayapada Hospital Kuningan:
1. dr. Demy Faheem, SpOT(K)Sport Injury,
2. dr. Elyse SpKO, dr Zeth Boroh SpKO,
3. dr. Grace Tumbelaka SpKO, dr Febriyani Valentina SpKFR,
4. dr. Inez Widyasari Halim SpKFR
Lakukan deteksi sedini mungkin untuk menghindari risiko cedera dan penyakit menjadi serius. Jangan tunda lakukan tindakan apabila ada gejala yang dirasakan. Untuk berkonsultasi dengan dokter spesialis dari Mayapada Hospital, Anda dapat mengecek jadwal dokter dan membuat booking appointment dokter sekarang juga!