News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Ketua IDAI Sebut Ketidaktahuan Masyarakat Terhadap Penyakit yang Bisa Dicegah dengan Imunisasi

Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Eko Sutriyanto
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), dr. Piprim Basarah Yanuarso, Sp.A(K).

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kementerian Kesehatan umumkan Kejadian Luar Biasa Polio, diiringi dengan ditemukannya satu kasus di Aceh.

Penemuan satu kasus polio ini terjadi seiring tren penurunan cakupan imunisasi di Aceh.

Ketua Umum Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dr Piprim Basarah menyebutkan adanya ketidaktahuan masyarakat dengan penyakit yang seharusnya bisa dicegah dengan imunisasi. 

"Kami diskusi sebelum KLB ini disebutkan dengan IDAI di lima provinsi yang cakupan imunisasi rendah serta penyakit PD3I mulai meningkat. Salah satu yang mereka kemukakan adalah hal ini," ungkapnya saat ditemui di Jakarta, Minggu (20/11/2022). 

Menurut dr Piprim, dari diskusi tersebut ditemukan jika masyarakat tidak mengenal penyakitnya.

Baca juga: Tanggapan Ketua IDAI Soal KLB Polio: Sebetulnya Sesuai Prediksi 

 "Jadi masyarakat itu tidak mengenal penyakitnya, karena tidak kenal penyakitnya maka tidak takut dengan penyakitnya. Akibatnya menyepelekan imunisasi," tegas dr Piprim. 

Dr Piprim pun memberikan contoh pada orangtua yang pernah bertanya karena ketidaktahuannya terhadap penyakit difteri. 

"Difteri itu beraknya yang berdarah itu ya, difteri disamakan dengan disentri. Pantes tidak takut, kalau disentri antibiotik sembuh. Kalau difteri meski dibolongi lehernya. Anak meninggal karena jantung berhenti," paparnya lagi. 

Apalagi bagi anak yang terkena polio, bisa mengalami kelumpuhan padahal vaksin sudah tersedia secara gratis. 

Menurut dr Piprim perlu diperkenalkan kembali apa saja penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi. 

Di sisi lain, Ia pun mengingatkan jika siklusnya sejarah memang seperti ini. 

Kalau cakupan imunisasi tinggi, penyakit berbahayanya tidak ada dan dulunya masyarakat tidak percaya bahwa vaksinasi bisa mencegah.

"Pada saat itu, kegalauan masyarakat berubah terhadap vaksin, bukan terhadap penyakitnya," tutupnya. 

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini