Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Memasuki hari kelima pascagempa Cianjur, deretan penyakit mulai ditemukan.
Ketua Umum PB IDI Dr Moh Adib Khumaidi, SpOT mengatakan, fokus saat ini adalah memeratakan pelayanan aksesnya masih terputus.
Baca juga: Lengkap, PB IDI Kerahkan Dokter Umum, Spesialis Bedah hingga Apoteker ke Posko Gempa Cianjur
"Rata-rata karena memang komplikasi dari hasil trauma yang didapatkan dari gempa," kata Dokter Adib dalam keterangan tertulisnya, Jumat (25/11/2022).
Ia pun menyebut sejumlah penyakit yang banyak ditemukan saat ini di pengungsian, yakni ISPA, fraktur, luka robek, alergi (Urticaria), myalgia, dyspepsia / gartritis, asma, diare.
"Juga diabetes karena tidak terkontrol dan sulit mendapatkan pelayanan serta Scabies (kudis)," ungkap dia.
Sementara untuk anak-anak, banyak kasus anak mengalami broncho pneumonia, ISPA, selain trauma seperti patah tulang, kaki, cedera kepala atau tubuh.
Baca juga: Bima Arya Kirim Bantuan untuk Korban Gempa Cianjur, Bawa Kain Kafan Hingga Kebutuhan Bayi
"Infeksi mulai ada baik pada anak maupun dewasa yang ditandai dengan demam dan ISPA," imbuh dokter Adib.
Sementara total operasi yang sudah dilakukan di RS Bhayangkara ada 19 dari 4 tim PABOI: dari Solo, POLRI, Makassar, Yogyakarta.