Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Keberadaan human immunodeficiency virus (HIV) masih jadi masalah kesehatan global, begitu pun bagi Indonesia
Asia Tenggara sendiri telah menyumbang 10 persen dari beban HIV di seluruh dunia, sedangkan di Indonesia prevalensi HIV sebagaian besar wilayah adalah 0,26 persen.
Sementara di Papua dan Papua Barat mencapai 1,8 persen.
Baca juga: Dituding Selingkuh dengan Denise Chariesta hingga Terjangkit HIV, Sunan Kalijaga: Semua Itu Hoax!
Hal ini diungkapkan oleh Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kementerian Kesehatan dr. Imran Pambudi, MPHM
Walau pun, kata Imran sudah ada kemajuan signifikan dalam penanggulangan HIV di Indonesia.
"Sebetulnya dalam kurun waktu 2010-2020 telah terjadi kemajuan yang signifikan dalam penanggulangan HIV. Infeksi baru HIV menurun cukup banyak," ungkapnya pada media briefing yang diadakan Kementerian Kesehatan, Selasa (29/11/2022).
Perbaikan ini kata Imran merupakan dampak dari pencegahan dan ekspansi dalam pemberian terapi antiretroviral.
Meski begitu, Indonesia belum mencapai target yang diharapkan sehingga butuh upaya lebih kuat.
Apa lagi setelah terjadi pandemi Covid-19 yang menyebabkan menurunkan cakupan program kesehatan.
Baca juga: Infeksi HIV yang Serang Kekebalan Tubuh, Gejala dan Cara Pengobatan HIV AIDS
Tujuan penanggulangan HIV mengakhiri epidemi HIV tahun 2030 sendiri ditandai dengan capaian 3 Zero.
Yaitu zero infeksi baru, zero kematian dan zero diskriminasi atau stigma.
Namun berdasarkan data bulan september2022, capaian target Indonesia belum optimal.
Zero infeksi baru 79 persen dari 95 persen target.
Zero kematian masih 41 persen target dari 95 persen.
Dan zero stigma atau diskriminasi masih 16 persen dari 95 perse .
Oleh Imran disebutkan, jalur cepat yang harus ditempuh Indonesia agar target 95 persen dari 3 Zero bisa tercapai.