Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Umum Yayasan Kanker Indonesia, Prof. DR. dr. Aru Wisaksono Sudoyo, Sp.PD-KHOM, FINASIM, FACP ingatkan untuk lakukan deteksi dini cegah kanker usus besar.
Menurutnya, penting bagi masyarakat untuk lebih memahami tentang faktor risiko dan gejala kanker kolorektal.
Serta melakukan deteksi dini agar dapat terhindar dan atau sembuh dari kanker kolorektal.
Baca juga: Waspadai Sindrom Lynch, Salah Satu Faktor Risiko Kanker Usus Besar
Karena semakin cepat kanker usus besar diketahui, maka tinggi pula angka harapan hidup dari pasien.
Menurut Prof Aru, kanker tidak langsung terjadi begitu saja, butuh proses waktu yang panjang.
Setidaknya, untuk mengubah sel normal sampai menjadi sel kanker butuh 5-20 tahun. Kalau mulai dari polip, 5-15 tahun, sehingga cukup lama.
'Waktu yang panjang ini, membuat tidak adalah alasan untuk tidak melakukan deteksi dini," ungkapnya pada talkshow yang diadakan YKI dan Merck secara virtual, Rabu (30/11/2022).
Ia pun memaparkan gejala umum apa saja yang bisa dikenali dari kanker usus besar ini.
Di antaranya seperti berat badan yang turun secara berlebihan, terdapat benjolan di perut, pendarahan yang tidak wajar lalu rasa nyeri yang tidak hilang.
Selain itu ada pula gejala seperti buang air besar yang berubah pola, rasa lemas hingga cepat lelah yang berlebihan.
Selain itu Prof Aru pun menyarankan seseorang untuk melakukan pemeriksaan, dan kalau memungkinkan sebelum usia 50 tahun.
"Umur berapa, saya kira Indonesia 35-40 memikirkan sudah memeriksakan kotoran sekali setahun untuk menangkap potensi kanker usus besar," tegasnya.
Selain itu salah satu yang terpenting adalah jika terjadi perubahan dalam tubuh, maka jangan didiamkan. Tapi langsung lakukan pemeriksaan.