News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Hindari Kasus Mirip EG dan DEG, Ahli dan Tokoh Anggap Pentingnya Pelabelan Olahan Pangan

Penulis: Anita K Wardhani
Editor: Choirul Arifin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Peringatan Hari Hak Asasi Manusia dan Hari Anak Internasional untuk Kesehatan yang Lebih Baik' akhir pekan ini di Komnas Perlindungan Anak, Pasar Rebo Jakarta. Diskusi ini membahas pentingnya pelabelan pada olahan pangan agar tidak memicu gangguan kesehatan di kemudian hari.

"Kita sudah sampaikan berkali-kali dalam forum seminar - seminar tentang bahaya BPA. Hasil penelitian BPA dapat memicu kanker, kelahiran janin prematur, prostat, bahkan autisme. Kita tentu tidak ingin BPA dapat berakibat seperti Etilen Glikol pada obat berbentuk Sirup, " kata dr Catherine Tjahjadi.

Baca juga: Konsumen Pertanyakan Harga Pertama Beli Galon AMDK, YLKI Beri Masukan untuk Produsen

Ditambahkan jebolan Australian College of Nutritional and Environmental Medicine (ACNEM) Australia ini jika mengonsumsi makanan atau minuman dari kemasan yang mengandung BPA jika hanya sekali saja, mungkin tidak berpengaruh.

"Akan tetapi jika terus menerus mengonsumsi dari wadah yang mengandung BPA akan berbahaya. Itu sebabnya sebaiknya hindari wadah yang mengandung BPA. Saatnya Free BPA, " Tandas dr Catherine Tjahjadi.

Sementara itu artis yang juga Ketua Komnas PA DKI Jakarta,  Cornelia Agata mengatakan jika pihaknya ngat mendukung langkah Arist Merdeka agar pemerintah segera mengesahkan PerkaBPOM No 31 Tahun 2018.

"Persoalan kesehatan anak yang paling cepat dirasakan dan paling banyak korbannya selalu di Jakarta. Kita tidak ingin segala sesuatu yang bisa dicegah sebaiknya dicegah, " tandas Cornelia Agatha.

Baca juga: ASPADIN Sebut Tak Punya Standar Masa Pakai Galon AMDK, Abaikan Risiko Kesehatan Konsumen

Sementara Arzeti Bilbina S.E. M.A.P anggota Komisi IX Fraksi PKB menegaskan bahwa selalu mitra kerja BPOM mendukung sepenuhnya langkah BPOM yang telah sigap mengatasi persoalan peredaran obat dan makanan.

"Pada saat kasus Etilen Glikol mencuat, BPOM dengan sigap dan tepat mengatasi masalah tersebu. Kita tentu ingin kasus BPA tidak harus menunggu seperti Etilen Glikol. Kita harus mendukung BPOM sebagai regulator. Keputusan untuk mengubah PerkaBPOM No 31 tahun 2018 pasti pertimbangan utama kesehatan, " tandas Arzeti Bilbina.

Direktur PAUD Institute, Lia Latifa yang selalu berkecimpung dengan anak - anak, mengatakan anak - anak sangat rentan terpapar BPA, kepungan BPA dari segala penjuru, peran orangtua sangat dibutuhkan.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini