TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA --Pertandingan final piala dunia Qatar 2022 dibayangi sebaran Flu Unta.
Bahkan, di tengah kebahagiaan keberhasilan timnas Perancis melaju ke babak final, lima pemainnya diduga terserang flu unta.
Mengutip DailyMail, kelima pemain di antaranya Kingsley Coman, Dayot Upamecano, Adrien Rabiot, Raphiel Varane dan Ibrahaim Konate.
Selain pemain, tentu para penonton juga harus mewaspadai penyebaran penyakit ini.
Lalu apa itu Flu Unta, gejala, dan pencegahannya? Berikut ulasannya:
Diterangkan mantan petinggi WHO Asia Tenggara Prof Tjandra Yoga Aditama, flu unta merupakan Middle East Respiratory Syndrome (MERS).
Penyakit ini disebabkan virus corona atau masih satu keluarga dengan penyebab Covid- 19 sekarang ini dan juga SARS pada 2003 yang lalu.
Adapun angka kematian MERS pada kasus yang dilaporkan ke WHO adalah 35 persen.
"Ini jauh lebih tinggi dari Covid-19 yang angka kematiannya sekitar 2 sampai 3 persen," kata dia dalam keterangannya, Sabtu (17/12/2022).
Penyakit flu unta yang memiliki nama sebenarnya MERS ini bukanlah penyakit baru.
Di kawasan Asia, beberapa negara seperti Malaysia, Thailand maupun Korea Selatan pernah mengalami outbreak MERS.
"Di Korea Selatan, yang pernah disebut outbreak terbesar di luar jazirah Arab," imbuhnya.
Baca juga: Apa Itu Flu Unta? Virus yang Membayangi Skuat Prancis Jelang Final Piala Dunia 2022
Sementara cara penularannya ada dua jenis.
Pertama dari unta ke manusia dan kedua penularan antar manusia.
Gejala MERS
Masa inkubasi MERS (waktu antara saat seseorang terinfeksi MERS hingga timbul gejala) biasanya sekitar 5 atau 6 hari.
Namun bisa berkisar antara 2 sampai 14 hari.
Gejala klinis dari penyakit MERS dapat berupa asimtomatik (tanpa gejala), gejala pernapasan ringan, gejala pernapasan akut hingga kematian.
Namun, sebagian besar kasus konfirmasi MERS mengalami sindrom saluran pernapasan akut yang berat dengan gejala awal yang paling sering ditemukan, yaitu demam, batuk, dan sesak napas.
Beberapa kasus juga mengalami gejala gastrointestinal seperti diare dan mual/muntah.
"Bisa saja berlanjut ke pneumonia, tentu namun tidak pada semua kasus," papar Prof Tjandra.
Baca juga: Risiko Flu Unta Serang Suporter di Piala Dunia 2022 Qatar, Dilarang Minum Susu Unta
Sejauh ini belum ada obat dan vaksin yang spesifik untuk MERS. Penanganan pasien adalah seperti penanganan pasien penyakit infeksi paru secara umum.
Sebagai mantan anggota Emergency Committee WHO tahun 2014-2015, WHO memang tidak menyatakan MERS sebagai Public Health Emergency atau Kedaruratan Kesehatan Masyarakat yang Meresahkan Dunia.
Cara Pencegahan
Dikutip dari lamam Kemenkes, penyebaran infeksi MERS dapat dicegah dengan cara:
1. Menggunakan masker jika sakit atau sedang berada di keramaian.
2. Menjaga kebersihan tangan dengan membiasakan cuci tangan pakai sabun dengan air mengalir.
3. Tidak menyentuh mata, hidung, dan mulut dengan tangan yang belum dibersihkan.
4. Istirahat cukup, asupan gizi yang baik dan tidak merokok.
5. Tidak mengkonsumsi produk hewani yang mentah atau setengah matang termasuk susu dan daging karena berisiko tinggi terinfeksi berbagai patogen yang menyebabkan penyakit pada manusia.
6. Menghindari kontaminasi silang dengan makanan mentah.
7. Membatasi kontak dengan kasus yang sedang diselidiki dan bila tak terhindarkan buat jarak dengan kasus, serta tidak kontak dekat dengan orang sedang sakit saat berada di kawasan Timur Tengah.
8. Menerapkan etika batuk ketika sakit
Baca juga: Timnas Prancis Diteror Flu Unta Jelang Final Piala Dunia 2022 Lawan Argentina, Kenali Gejala Berikut
9. Menyampaikan komunikasi, informasi, dan edukasi pada masyarakat.
10. Meningkatkan kesadaran tentang MERS di kalangan wisatawan dari dan ke negara-negara yang terkena dampak sebagai praktek kesehatan masyarakat yang baik.
11. Bagi jemaah haji dan umroh disarankan menghindari kontak erat dengan penderita/hewan penular.
12. Jika mengunjungi peternakan, pasar, atau tempat lain di mana unta dromedaris dan hewan lain berada harus menerapkan perilaku menjaga kebersihan seperti mencuci tangan dengan teratur sebelum dan sesudah menyentuh hewan dan harus menghindari kontak dengan hewan yang sakit.