TRIBUNNEWS.COM - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengingatkan kepada masyarakat Indonesia tentang pentingnya asupan gizi sejak dalam kandungan.
Stunting adalah gangguan pertumbuhan dan perkembangan yang dialami anak akibat gizi buruk, menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO).
Kementerian Kesehatan menyebutkan hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) saat Rapat Kerja Nasional BKKBN, Rabu (25/1/2023).
Prevalensi stunting di Indonesia turun dari 24,4 persen menjadi 21,6 persen di tahun 2022.
Presiden Jokowi yang hadir dalam rapat itu mengatakan bahaya stunting bukan hanya berdampak pada tinggi badan.
Baca juga: VIDEO EKSKLUSIF Kepala BKKBN Berbicara Mengenai Pemantauan Angka Stunting Melalui Aplikasi
Stunting juga dapat menyebabkan rendahnya kemampuan belajar, keterbelakangan mental, dan munculnya penyakit-penyakit kronis.
“Oleh sebab itu target yang saya sampaikan 14 persen di tahun 2024. Ini harus bisa kita capai, saya yakin dengan kekuatan kita bersama semuanya bisa bergerak. Angka itu bukan angka yang sulit untuk dicapai asal semuanya bekerja bersama-sama,” kata Presiden Jokowi, seperti diberitakan di laman Presiden Republik Indonesia.
Standard WHO terkait prevalensi stunting harus di angka kurang dari 20 persen.
Jokowi mengatakan, infrastruktur dan lembaga yang ada, harus digerakkan untuk memudahkan menyelesaikan persoalan stunting.
Langkah itu dapat dimulai dari air bersih, sanitasi, dan rumah yang sehat.
Baca juga: Prevalensi Stunting Tahun 2022 Turun 2,8 Persen, Menkes Akui Belum Penuhi Target Presiden Jokowi
Ciri-ciri Stunting:
Berikut ini tanda-tanda stunting seperti dikutip dari Healthline.
- Memiliki tubuh yang lebih pendek dari usianya
- Berat badan tidak bertambah, bahkan cenderung menurun
- Mengalami keterlambatan perkembangan sesuai dengan usianya
- Anak-anak menjadi lebih rentan terhadap berbagai penyakit menular
- Memiliki gangguan intelektual di kemudian hari.
Baca juga: Menkes Budi Gunadi Pilih Artikan Stunting Itu Bodoh, Ini Kisah di Baliknya
Cara Mencegah Stunting:
Berikut ini cara mencegah stunting dikutip dari EMC Healthcare.
Untuk ibu hamil dan bersalin:
- Memberi makanan dengan protein tinggi untuk ibu hamil
- Memeriksa kehamilan/pemeriksaan kehamilan secara teratur dan berkala
- Mencegah dan mengobati anemia (kurang darah) pada ibu hamil
- Melakukan proses persalinan di fasilitas kesehatan terdekat seperti dokter, bidan, atau puskesmas
Untuk balita:
- Melakukan ASI eksklusif selama 6 bulan penuh
- Memberikan Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI) yang tepat untuk bayi
- Memantau tumbuh kembang balita secara rutin menggunakan buku KIA atau kurva pertumbuhan
- Mendeteksi dini penyakit menular dan tidak menular dengan pemeriksaan rutin
- Memberikan imunisasi lengkap
- Melakukan stimulasi dini perkembangan anak
- Menyediakan air minum bersih dan sanitasi yang layak
- Memberikan pelayanan dan perawatan kesehatan yang optimal pada saat anak sakit
Untuk anak-anak dan remaja:
- Membiasakan anak dengan kebiasaan hidup bersih dan sehat, tidak merokok, dan tidak menggunakan narkoba
- Memberikan pola gizi seimbang
- Melakukan imunisasi lanjutan pada usia sekolah
- Mengajari anak tentang kesehatan reproduksi
Untuk dewasa muda:
- Melakukan deteksi dini penyakit menular dan tidak menular
- Bagi yang sudah menikah, mempersiapkan kehamilan yang direncanakan (KB/KB).
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Artikel lain terkait Stunting