Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Hingga saat ini kanker payudara masih menjadi lima besar penyakit yang menyebabkan kematian tertinggi di Indonesia.
Ketika didiagnosis, berbagai pengobatan dilalui oleh pasien kanker payudara, sampai pada akhirnya dinyatakan telah sembuh.
Namun pada beberapa kasus, ada pasien yang telah dinyatakan sembuh, namun bisa kambuh kembali.
Terkait hal ini, Hematologist, Oncologist dari MRCCC Siloam Hospital, dr. Jeffry Beta Tenggara, Sp.PD, KHOM menjelaskan bahwa kejadian kambuhnya kanker payudara bukan sesuatu yang jarang terjadi.
"Memang bukan sesuatu yang jarang terjadi. Kenapa bisa kambuh? Sama seperti di awal. Kenapa muncul kanker, padahal di awal tidak ada kanker. Di belakang hari bisa muncul," ungkapnya saat ditemui Tribunnews di Jakarta, Rabu (8/2/2023).
Karenanya, penyintas kanker payudara meski telah menyelesaikan pengobatan tetap melakukan pemantauan serial.
Pemantauan bisa melalui beberapa metode seperti CT Scan dan USG.
Baca juga: Nunung Srimulat Idap Kanker Payudara Stadium Satu, Dokter Sebut Peluang Sembuh 100 Persen
Pemeriksaan ini bisa dilakukan enam bulan dalam dua tahun pertama. Dan selanjutnya dilakukan setiap tahun.
"Alat-alat tergantung dari fasilitas rumah sakit. Wajib ada monitoring setelah pengobatan. Risiko (kambuh) selalu ada. Tapi apakah pasti kambuh, tidak," tegasnya.
Lebih lanjut dr Jeffry menyebutkan jika ada tiga faktor terjadinya kanker.
Pertama karena adanya faktor genetik, seperti faktor keturunan.
Faktor kedua adalah lifestyle. Orang yang cenderung gemuk atau alami berat badan naik risiko kanker payudaranya lebih tinggi.
Tentunya faktor ini bisa dicegah dengan menjaga berat badan agar tidak berlebihan atau cenderung naik.
Kemudian hindari konsumsi makanan yang memiliki pengawet atau kadar lemak tinggi.
Dr Jeffry pun mengatakan jika olahraga yang teratur terbukti menurunkan risiko kanker.
Lalu ada yang terakhir adalah faktor ketiga yaitu faktor X atau tidak diketahui penyebabnya.
"Sudah hidup sehat, tidak ada penyakit turunan, tetap kena kanker. Jangan dibilang vegan tidak ada kanker. Vegan pun ada kena kanker. Artinya bukan karena daging. Ada faktor x yang kita tidak tahu," paparnya lagi.
Untuk faktor X, upaya yang bisa dilakukan hanya dengan deteksi dini. Agar mendapatkan penanganan secepat mungkin sebelum terlambat.