Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kepala Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Dr.(HC). dr. Hasto Wardoyo, SP.OG menyebut ada beberapa daerah mengalami penurunan angka stunting.
Misalnya, beberapa provinsi yang ada di pulau Jawa mayoritas mengalami penurunan angka stunting secara signifikan.
Baca juga: Presiden Tuangkan Percepatan Penurunan Stunting dalam Perpres, Kepala BKKBN Beberkan Progresnya
"Nanti kita lihat sebentar lagi angka dikeluarkan. Kita lihat di Jawa, rata-rata, Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, ini semua mengalami suatu penurunan angka stunting," ungkapnya dalam program Wawancara Ekslusif Tribunnews, Jumat (17/2/2023).
Di sisi lain, beberapa daerah di sumatera seperti Sumatera Selatan juga mengalami penurunan yang lumayan.
Ada pula beberapa daerah yang sejak awal angka stuntingnya sudah rendah.
Di antaranya seperti Bali, Yogyakarta dan DKI Jakarta.
Baca juga: Cegah Stunting, Ibu Hamil Disarankan Perbanyak Konsumsi Pangan Hewani
Menurut Hasto, stunting dipengaruhi dua faktor yaitu fakto sensitif dari sisi lingkungan dan faktor spesifik yang dilihat dari pemenuhan gizi dan kondisi kesehatan.
Ketiga daerah di atas, nyatanya dipengaruhi oleh faktor tadi.
"Nah daerah seperti Bali, Yogyakarta, DKI Jakarta, stunting cenderung rendah karena memang secara umum (dipengaruhi) lingkungannya," papar Hasto.
Hasto menyebutkan, pada Bali misalnya, mayoritas sudah memiliki sarana air bersih.
Rumah kumuh juga jarang ada dan jamban juga sudah terkelola dengan baik.
Baca juga: Kepala BKKBN Pastikan Tidak Ada Resesi Seks di Indonesia Tahun Ini
"Saya kira Bali (karena) daerah turis, hampir tidak ada yang buang air besar di sungai," paparnya lagi.
Stunting dipengaruhi oleh banyak faktor di antaranya faktor, di antara faktor sensitif yaitu lingkungan seperti airnya, jambannya. Spesifik gizi, sehat dan badan.
Namun memang untuk beberapa daerah seperti Indonesia bagian timur masih cukup sulit dalam penurunan angka stunting.
"Seperti Papua, Nusa Tenggara Timur (NTT) termasuk Nusa Tenggara Barat (NTB), sebagian daerah di Sulawesi seperti Sulawesi Barat agak sulit dan memang masih berat. Angkanya bisa jadi naik," tutupnya.