Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Masalah kesuburan kerap kali jadi masalah yang dihadapi oleh sebagian pasangan.
Nah, salah satu upaya yang bisa dilakukan untuk pasangan dengan gangguan kesuburan adalah Inseminasi buatan atau Intrauterine Insemination (IUI).
Inseminasi merupakan program kehamilan dengan metode mendekatkan sperma (yang sudah melalui proses washing sperm) dengan sel telur secara natural di dalam rahim.
Namun, inseminasi ini ternyata juga bisa gagal.
Baca juga: Tingkatkan Kualitas Sperma Sebelum Inseminasi, Ini Tips yang Disarankan Dokter Spesialis Andrologi
Lebih lanjut, dokter spesialis andrologi RS Pondok Indah Puri Indah, dr. William beri penjelasan apa saja faktor yang bisa menyebabkan inseminasi. Penjelasannya sebagai berikut:
- Tingkat keberhasilan inseminasi memang tidak terlalu besar.
"Kita tahu bahwa keberhasilan inseminasi itu 10-20 persen, jadi tidak begitu tinggi," ungkapnya pada media diskusi di Jakarta Selatan, Kamis (21/11/2024).
Ia pun menjelaskan kenapa tingkat kebersihan inseminasi tidak terlalu tinggi.
"Karena kita hanya mencoba memastikan bahwa sperma itu masuk ke dalam rahim, kemudian membuahi sel telur. Tapi di dalam itu kita tidak tahu, si sperma itu berhasil tidak ketemu sel telur? Berhasil terjadi pembuahan atau tidak?" Jelasnya.
- Faktor usia juga bisa mempengaruhi, faktor jumlah sperma.
Seiring bertambahnya usia, jumlah sperma per ejakulasi akan berkurang
Padahal salah satu syarat dilakukan inseminasi adalah kandungan sperma mencapai 5-10 juta per mililiter (mL).
- Adanya gangguan pada saluran reproduksi. Sehingga pelepasan sperma ke rahim bisa mengalami gangguan.
- Adanya kondisi antibodi antisperma. Kasusnya ini memang agak jarang terjadi.
Namun, pada beberapa orang, kondisi ini sangat menyulitkan. Bahkan bisa menyebabkan kegagalan pada inseminasi.
Antibodi antisperma ini adalah kondisi di mana protein sistem imun dapat menyerang sperma, sehingga dapat menyebabkan infertilitas imunologis.