Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Prevalensi obesitas makin lama meningkat.
Hal ini diungkapkan oleh Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Maxi Rein Rondonuwu.
"Indonesia dalam kurun waktu 10 tahun terjadi peningkatan obesitas cukup signifikan. Dari 10,5 persen di 2007 di tahun 2018 naik 21,8 persen. Jadi dua kali (lipat)," ungkapnya pada Pers Briefing Peringatan Hari Obesitas Sedunia 2023 secara virtual, Senin (6/3/2023)?
Baca juga: Tips Diet untuk Penderita Obesitas dari Kemenkes
Maxi menjelaskan jika obesitas menjadi faktor risiko terhadap penyakit tidak menular.
Di antara nya seperti diabetes, penyakit jantung, kanker, hipertensi, penyakit metabolik dan non metabolik lainnya.
Situasi ini juga berkontribusi sebagai penyebab kematian tertinggi pada penyakit cardiovascular, ginjal dan diabetes.
"Itu merupakan angka paling banyak meninggal. Obesitas sudah digolongkan sebagai penyakit yang perlu intervensi secara komprehensif," paparnya lagi.
Baca juga: Pentingnya Literasi Soal Gizi, Demi Cegah Pemicu Obesitas Anak
Selain memberikan dampak pada penyakit tidak menular, obesitas juga berlaku pada kerugian ekonomi yang dipicu oleh biaya perawatan.
Ia mengungkapkan jika komorbid dari obesitas untuk penyakit tidak menular memang memerlukan biaya tidak sedikit.
"Biaya kesehatan kita di Indonesia habis dengan penyakit tidak menular," kata Maxi lagi.
Beberapa tren penyakit seperti jantung, pembuluh darah, diabetes, stroke dan kanker, kini menjadi perhatian Kemenkes.
Lebih lanjut Maxi mengungkapkan jika Kemenkes terus melakukan upaya serius dengan berbagai pihak.