Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Preeklamsia menjadi salah satu faktor penyebab kematian ibu hamil.
Preeklamsia biasanya ditandai dengan adanya tekanan darah tinggi, protein dalam urin, serta terjadi kerusakan organ.
Baca juga: RA Kartini Meninggal Dunia Karena Preeklamsia, Ini Dia Cara Mencegah Komplikasi Kehamilan Itu
Kondisi ini sangat berbahaya dan harus segera ditangani. Jika terlambat, nyawa ibu dan janin tidak dapat tertolong.
Menurut Dokter Spesialis Kebidanan dan Kandungan dr. Boy Abidin SpOG(K) merupakan suatu proses di mana tubuh wanita merespons sesuatu dianggap benda asing.
"Ada sperma masuk kemudian hamil, kemudian bertemu dan kemudian rahim. Benda asing ini kemudian akan direjek oleh tubuh ibu. Salah satu mekanisme tubuh ibu kemudian dia naik tekanan darahnya," ungkapnya dalam acara konferensi pers dan talkshow peluncuran Anmum Lite di Jakarta Selatan, Kamis (9/3/2023).
Baca juga: Deteksi Dini Mencegah Terjadinya Preeklamsia Pada Ibu Hamil
Menurut dr Boy,begitu bayi keluar, tekanan darah akan kembali normal.
Lebih lanjut dr Boy menjelaskan ada beberapa faktor risiko.
Di antaranya seperti pada kehamilan pertama.
Kemudian kehamilan dengan faktor risiko usia.
"Usia di atas 35 biasanya berisiko terjadi masalah preeklamsia," paparnya lagi.
Faktor gizi buruk juga dapat memengaruhi preeklamsia.
Tidak hanya karena kekurangan gizi, tapi bisa juga karena berlebihan.
"Faktor (pada) pembuluh darah. Ada zat dalam mekanisme tubuh juga akan terganggu atau tidak ideal. Sehingga terjadi masalah pada tekanan darah," tutupnya.