Laporan Wartawan Tribunnews.com, Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dulu, perawatan merapikan gigi (ortodontik) berarti berbulan-bulan atau bertahun-tahun menggunakan kawat gigi logam yang dapat mempengaruhi fungsi bicara dan makan.
Selain itu, hanya anak-anak yang biasanya melakukan perawatan ortodontik dikarenakan penurunan rasa percaya diri dan ketidaknyamanan yang dirasakan orang dewasa saat menggunakan kawat gigi.
Peningkatan kebutuhan akan estetika yang lebih baik dan jumlah orang dewasa yang membutuhkan perawatan ortodontik mempengaruhi pemilihan alat ortodontik yang digunakan saat ini.
Baca juga: 5 Cara Menjaga Kesehatan Gigi dan Mulut saat Puasa Ramadhan: Sikat Gigi Dua Kali Sehari
Kini perawatan merapikan gigi dapat dilakukan dengan teknologi baru clear aligners yang berkembang drastis dalam dua dekade terakhir.
drg Merry A Marcella, MSc., seorang dokter gigi yang berpraktek di OneSmile mengatakan, meskipun terapi clear aligners tergolong baru namun konsep merapikan gigi menggunakan alat lepasan atau removable appliance sudah diperkenalkan sejak tahun 1945, yaitu positioner gigi oleh Harold Dean Kesling.
Positioner gigi merupakan alat ortodontik aktif yang digunakan dalam fase finishing dan retention. Dengan kemajuan teknologi yang berkelanjutan, perangkat ortodontik pun menjadi lebih mudah untuk dirancang dan diproduksisehingga berfungsi lebih akurat.
"Teknik clear aligners yang ada saat ini dikembangkan dari prinsip-prinsip Kesling dengan kombinasi teknologi masa kini," kata Merry dalam keterangannya, Senin (27/3/2023).
Kehadiran teknik ini tak lepas dari munculnya scanner intraoral 3D merupakan alat perekam gigi yang lebih akurat dan cepat dibandingkan alat cetak gigi konvensional yang memungkinkan sangat kecil membuat kesalahan dan pengulangan mencetak gigi.
Scanner intraoral menghasilkan peta awal posisi gigi pasien untuk proses analisis dan desain 3D perubahan posisi gigi. Hasil cetakan/rekaman giginya pun dapat langsung dikirim secara instan hanya dengan satu klik.
"Scanner intraoral berguna terutama untuk pasien yang memiliki gag reflex dan masalah kecemasan. Jadi tidak perlu lagi menggunakan cetakan fisik yang sering menyebabkan tumpahan bahan cetak dari mulut dan memakan waktu karena pasien harus menggigit selama beberapa menit," kata drg Merry.
Program yang telah dikembangkan oleh ortodontis global OneSmile di US dapat mengubah cetakan gigi digital pasien menjadi senyum yang ideal.
Cetakan gigi digital dianalisis dan dirancang pergerakan giginya menggunakan software canggih sehingga menghasilkan simulasi pergeseran gigi 3D menjadi bentuk lengkung gigi yang ideal.
"Pada saat konsultasi rencana perawatan, pasien dapat melihat dalam beberapa detik perjalanan gigi menjadi lurus dan rapi yang akan dilalui gigi mereka dalam beberapa bulan mendatang," katanya.