News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Ketahui Tiga Gejala Umum Anak Mengidap Diabetes

Editor: Willem Jonata
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi anak.

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Masyarakat masih menyangka jika diabetes hanya terjadi pada orang dewasa.

Padahal diabetes bisa terjadi pada siapa saja, bahkan dan remaja.

Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menyebutkan jika kasus diabetes mellitus tipe-1 (DM tipe-1) pada anak meningkat sebanyak 70 kali lipat sejak tahun 2010 hingga 2023. 

Melihat situasi ini, President of Indonesian Pediatric Society Prof. Aman Bhakti Pulungan menekankan pentingnya pencegahan. 

Oleh karena itu, peran orang tua sangat penting dalam memerhatikan kondisi kesehatan anak dengan mendeteksi tiga gejala diabetes yang paling umum. 

"Seperti Poliuri (frekuensi buang air kecil dengan volume banyak). Polidipsi ( sering merasa haus dan banyak minum ), dan Polifagi (meningkatnya nafsu makan namun tidak disertai stamina)," ungkapnya pada media briefing yang diadakan Prodia di Jakarta, Selasa (28/3/2023).

Gejala lain adalah anak selalu tampak lemas dan loyo.

Baca juga: Meningkat 70 Kali Lipat, Banyak Orangtua Belum Sadar Anak Bisa Idap Diabetes 

Ia pun menghimbau pada orangtua, jika menemukan gejala di atas, perlu mencurigai situasi ini sebagai gejala diabetes. 

"Kalau ada tanda seperti ini, hal pertama yang dipikirkan adalah diabetes," tandasnya. 

Segera bawa anak ke rumah sakit untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut dan mendapat penanganan yang tepat.

Sebagai informasi, terdapat dua kategori diabetes yang umumnya dijumpai, yaitu diabetes mellitus tipe 1 (DM tipe-1), diabetes mellitus tipe 2 (DM tipe-2), dan tipe lain-lain. 

DM tipe-1 disebabkan genetik dan autoimun yang bisa terjadi pada anak karena salah satu atau kedua orang tua memiliki diabetes. 
 
Sedangkan, DM tipe-2 biasanya terjadi akibat gaya hidup yang tidak sehat dan berat badan yang berlebihan. 

DM tipe-2 ini juga biasanya disebabkan karena kurangnya aktivitas fisik dan terdiagnosis pada usia pubertas atau lebih dewasa.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini