News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia Singgung Soal Penurunan Imunisasi Selama Pandemi 

Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Wahyu Aji
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

ILUSTRASI Tim medis dari Dinas Kesehatan Kota Tangerang bersama Kader Posyandu Wijaya Kusuma RW 06 Kelurahan Pondok Pucung, Kecamatan Karang Tengah, Kota Tangerang, memberikan layanan kesehatan pada pelaksanaan program Bulan Imunisasi Anak Nasional (BIAN), Senin (1/8/2022). Pemkot Tangerang, mulai mencanangkan program BIAN secara bertahap selama satu bulan dan mendapat dukungan dari masyarakat setempat agar anak mereka sehat dan terhindar dari penyakit berbahaya, selain itu untuk mengejar cakupan imunisasi yang menurun signifikan akibat pandemi serta ada pemberian imunisasi tambahan seperti campak, rubela dan melengkapi dosis imunisasi polio, DPT- HB- Hib, yang terlewat. Warta Kota/Nur Ichsan

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Pengurus Pusat Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Dr Piprim Basarah Yanuarso, SpA(K) singgung soal penurunan imunisasi selama pandemi. 

"Kita tahu imunisasi di berbagai belahan dunia menurun. Khususnya di Indonesia penurunanan sangat signifikan," ungkapnya pada media briefing, Minggu (14/5/2023). 

Penurunan ini terlihat dengan kembalinya Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi atau PD3I.

"Munculnya kembali polio yang tadi kita duga jauh banget di Aceh, ternyata muncul di Purwakarta," papar dr Piprim. 

Selain itu ditandai pula dengan munculnya tetanus, baik pada anak atau bayi baru lahir. 

"Kemudian muncul campak, rubella, dan memang menghadapi penyakit ini sangat ribet, mahal dan sulit," tambahnya. 

Menurutnya, langkah terbaik dari PD3I ini adalah pencegahan.

Baca juga: Simak Cara Pencegahan Penyakit Polio

Cara pencegahan yang telat adalah dengan meningkatkan cakupan imunisasi secara nasional. 

"Imunisasi harus tinggi cakupannya. Semakin menular penyakitnya, harus semakin tinggi cakupan vaksinasinya," tegas dr Piprim. 

Misalnya, untuk mencegah munculnya campak, imunitas harus tinggi yaitu lebih dari 90 persen. 

"Jika pada penyakit menular imunitas yang terbentuk hanya sampai 60 persen saja, maka kejadian luar biasa (KLB) sudah bisa muncul," pungkasnya. 

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini