Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Saat ini masih banyak masyarakat, khususnya kaum perempuan yang menderita kutil kelamin (genital warts) atau kondiloma akuminata.
Kendati demikian, kondisi ini kerap disepelekan, padahal sekitar 50 persen dari kasusnya berisiko untuk bertransformasi menjadi penyakit yang ganas seperti kanker serviks.
Oleh karena itu, sangat penting memahami bagaimana mencegah munculnya kutil kelamin (before) dan bagaimana menanganinya jika telah terjadi (after).
Menurut Mayoclinic.org, kutil kelamin muncul karena Human Papilloma Virus (HPV), meskipun ini umum terjadi, penyakit ini tidak hanya memberikan efek sakit secara fisik pada penderitanya, namun juga mental.
Terkait tipe HPV, yang paling sering mengakibatkan kutil kelamin adalah tipe 6 dan tipe 11 yakni sebanyak 90 hingga 95 persen kasus.
Baca juga: Dokter: Penularan Kutil Kelamin Sebagian Besar Lewat Hubungan Seksual
Salah satu kunci penanganan kutil kelamin adalah melalui vaksin HPV yang memiliki peran besar, baik sebelum maupun sesudah mengalami Kutil Kelamin.
CEO Klinik Pramudia, dr. Anthony Handoko, Sp.KK, FINSDV., mengatakan bahwa hingga saat ini, Kutil Kelamin menjadi Infeksi Menular Seksual (IMS) yang paling banyak ditemukan pada praktik sehari-hari.
"Hal ini menjadi tantangan tersendiri bagi Klinik Pramudia, karena hampir semua yang datang untuk berobat sudah dalam kondisi tahap lanjut karena kurang aware, sulit untuk jujur dan terbuka, serta belum punya kesiapan mental untuk melakukan pengobatan," kata dr. Anthony, dalam Media Briefing bertajuk 'Life Before and After Genital Warts' di The Akmani Hotel, Jakarta Pusat, Selasa (23/5/2023).
Deteksi dini kutil kelamin serta penegakkan diagnosis, kata dia, perlu dilakukan melalui pemeriksaan klinis.
Ia pun menjelaskan jika sudah terkena penyakit ini, maka penderitanya tidak boleh lagi acuh tak acuh.
Karena sebenarnya pengobatan terhadap kutil kelamin tergolong sulit dan membutuhkan waktu yang lama.
Terapi yang tepat dan kepatuhan dalam menjalani terapi pun menjadi sangat penting.
Sehingga penyakit ini tidak semakin parah dan kambuh kembali.
Vaksin HPV yang sebelumnya digunakan sebagai pencegahan, juga perlu diulang kembali setelah seseorang mengalami kutil kelamin.
Namun penderita harus melakukan konsultasi terlebih dahulu dengan dokter kulit dan kelamin yang tepat.