Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Meski tidak merokok, orang yang terpapar asap rokok juga turut merasakan gangguan kesehatan.
Oleh karenanya, Dokter spesialis anak dan Sekretaris Satgas remaja Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dr. Angga Wirahmadi bagikan tips menghindari asap rokok bagi perokok pasif.
Pertama, saat orangtua membawa anak ketempat umum, lalu ada yang merokok, maka cara mudahnya adalah menghindar.
Kedua, jika tidak bisa menghindar, cobalah untuk menegur.
"Biasanya kita sarankan untuk menegur ibu. Kalau ibu-ibu menegur bapak atau mas merokok, tentu sungkan. Apa lagi memperlihatkan lagi bawa anak," ungkapnya pada media briefing virtual, Selasa (30/5/2023).
Namun yang menjadi permasalahan bagi perokok pasif adalah paparan asap rokok di rumah.
"Biasanya yang merokok bapak, kakak, om, tante atau keluarga lain. Nah untuk memperbaiki hal itu, sulit," paparnya.
Sehingga langkah pertama yang perlu dilakukan adalah mengoreksi persepsi orang tersebut terhadap rokok.
"Bahwa, dampak merokok pasif, sama dengan perokok aktif. Mungkin orang tersebut tidak tahu. Sampaikan data tersebut," tegasnya.
Kedua, untuk mengubah perilakunya maka tentu membutuhkan bantuan dari tenaga profesional.
"Seperti saya katakan, ada berbagai metode untuk orang merokok. Pada orang dewasa itu option-nya lebih banyak. Contohnya penggunaan obat-obatan," kata dr Angga lagi.
Baca juga: Paparan Asap Rokok Picu Stunting pada Anak, Simak Dampak Lain yang Ditimbulkan
Lebih lanjut, ia pun berpesan jika menghindari perokok pasif pada anak-anak memang lebih sulit.
"Tapi bukan berarti tidak bisa dilakukan. Karena banyak alternatif untuk berhenti merokok," pungkasnya.