Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Lumpy Skin Disease Virus (LSDV) merupakan penyakit yang biasa ditemukan pada hewan ternak.
Tidak menutup kemungkinan penyakit ini mengintai hewan yang akan dijual dalam momen Idul Adha mendatang.
Virus ini termasuk dalam family Poxviridae, subfamily Chordopoxviridae, dan genus Capripoxvirus.
Baca juga: Daftar Harga Sapi dan Kambing Kurban untuk Hari Raya Idul Adha 2023
Lalu apa itu Lumpy Skin Disease?
Dikutip dari laman www.woah.org, Kamis (8/6/2023), Lumpy Skin Disease adalah penyakit pada sapi yang ditandai dengan demam, bintil pada kulit, selaput lendir dan organ dalam, pembesaran kelenjar getah bening, pembengkakan kulit, terkadang kematian.
Penyakit ini sangat penting secara ekonomi karena dapat menyebabkan penurunan sementara produksi susu, kemandulan sementara atau permanen pada sapi jantan, kerusakan kulit bahkan kadang menimbulkan kematian.
Baca juga: Daftar Harga Sapi dan Kambing Kurban untuk Hari Raya Idul Adha 2023
Pada hewan yang terinfeksi akut, terjadi demam awal yang dapat melebihi 41 derajat Celcius dan bertahan selama 1 minggu.
Semua kelenjar getah bening superfisial membesar.
Pada sapi laktasi terjadi penurunan produksi susu yang nyata, lesi berkembang pada seluruh tubuh, terutama pada bagian kepala, leher, skrotum, vulva dan perineum antara 7 hingga 19 hari setelah inokulasi virus.
Berbagai strain capripoxvirus bertanggung jawab atas penyakit ini.
Baca juga: Sapi Arjuna Seberat 950 Kg di Sulawesi Tengah Menjadi Hewan Kurban Presiden Jokowi
Secara antigenik, ini tidak dapat dibedakan dari strain yang menyebabkan cacar domba dan cacar kambing, namun berbeda pada tingkat genetiknya.
Namun perlu dicatat, LSDV tidak menular ke manusia, strain sapi yang dilemahkan dan strain yang berasal dari domba maupun kambing pun telah digunakan sebagai vaksin hidup terhadap LSDV.