Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Gangguan hormon dapat menyebabkan terganggunya kesuburan pada perempuan.
Sayangnya, masih banyak yang begitu peduli ketika gejala-gejala gangguan hormon muncul.
Baca juga: Gunakan KB Hormonal Jangka Panjang Picu Risiko Kanker Payudara, Ini Cara Menyiasatinya
Lantas, kapan seseorang harus pergi ke rumah sakit untuk memeriksakan diri?
Terkait hal ini, dokter spesialis kebidanan dan kandungan konsultan fertilitas, endokrinologi & reproduksi Dr. dr. Muharam Natadisastra, Sp.OG, Subsp. F. E. R dari RS Pondok Indah beri penjelasan.
Ada beberapa gejala utama dari gangguan hormon.
Pertama, munculnya gangguan mentruasi.
Baca juga: Jerawat Hormonal Bisa Diatasi dengan 3 Hal Ini, Salah Satunya Kurangi Makanan Manis
Gangguan dari menstruasi bisa karena siklus datang bulan menjadi lebih panjang atau pendek. Begitu pula dengan durasinya.
"Memang kadang di lapangan suka agak meremehkan. Mungkin karena kalau tidak menganggu tidak ke dokter. Tapi sebaiknya jika ada gangguan sindrom pra haid (PMS), harus dilihat masalahnya," ungkap dr Muharam pada media briefing di Jakarta, Senin (12/6/2023).
Kalau terjadi selama satu bulan, maka tidak apa-apa.
Tapi jika terjadi selama tiga bulan berturut-turut, siklus menstruai menjadi panjang atau memendek, harus dilakukan pemeriksaan.
Pemeriksaan harus dilakukan agar dapat mengecek bagaimana cadangan sel telur di dalam rahim.
Kalau cadangan sel telur sudah terlalu sedikit maka sulit untuk mempunyai anak.
Kedua, kemunculan rambut rontok. Tanda ini mesti diwaspadai.
Jika kejadian hanya dialami selama satu bulan, mungkin bukan masalah.
"Tapi lalau 2-3 bulan banyak, berarti harus cepat-cepat ke dokter. Masalah kerontokan atau kebotakan, apa lagi disertai dengan gangguan haid," tegasnya.
Gejala lain dari gangguan hormon bisa berupa perubahan berat badan secara dinamis.
Lalu kesulitan tidur, perubahan mood yang lebih sensitif, merasa cemas hingga depresi.
Dan juga terjadi perubahan kulit seperti lebih berminyak hingga berjerawat hingga gangguan seksual.