Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kasus rabies di Indonesia saat ini meningkat.
Hingga April 2023 sudah ada 31.113 kasus gigitan hewan penular rabies.
Dan 23.211 di antaranya sudah mendapatkan vaksin anti rabies. Lalu sudah 11 kasus kematian di Indonesia.
Melihat kasus ini, masyarakat sudah harus tahu apa yang harus dilakukan ketika baru saja digigit oleh anjing.
Anggota Unit Kerja Koordinasi Infeksi dan Penyakit Tropis Ikatan Dokter Anak Indonesia, Dr. dr. Novie Homenta Rampengan, SpA(K), DTM&H, MCTM (TP) pun membagikan tiga hal yang harus dilakukan.
Pertama, cuci luka dengan air mengalir
"Harus air mengalir. Supaya virus rabies bisa ikut ke bawah, keluar. Kalau cuma air baskom, virusnya hanya di situ terus,"ungkapnya pada media briefing virtual, Selasa (20/6/2023).
Dr Novie mengingatkan untuk mencuci luka harus selama 10-15 menit.
Kedua harus pakai air sabun.
"Harus pakai sabun. Pakai antiseptik bisa, tapi itu ada penelitian bilang kurang berperan. Jadi harus pakai sabun," tegasnya.
Ketiga, segera bawa ke puskesmas atau rumah sakit.
Pemerintah sendiri sudah membuat alur untuk kasus gigitan hewan penularan rabies.
"Jadi bila tidak dapat dikenali, kita lihat situasinya apakah di daerah endemi rabies atau tidak. Jika tidak dapat dikenali lihat lukanya. Kalau luka risiko tinggi, kita anggap sebagai rabies," tutur dr Novie.
Sehingga lakukan tiga cara tadi, kemudian diberikan vaksin anti rabies (VAR) dan serum anti rabies (SAR).
Namun jika hewan dikenali maka akan dilakukan observasi 10-14 hari.
"Bila dia hidup, tidak perlu, vaksinasi dapat dihentikan. Jika mati, periksa ke laboratorium kesehatan untuk melihat otaknya apakah ada virus rabies. Kalau lanjutkan pemberian VAR dan SAR (pada korban digigit)," paparnya lagi.
Baca juga: Rabies Ternyata Bisa Ditularkan Selain Lewat Gigitan, Begini Penjelasannya
Sedangkan bila gigitan terjadi di daerah endemi, luka risiko rendah, segera berikan VAR dan lakukan observasi anjing.