News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Satu dari Dua Orang Penderita Kanker Memerlukan Terapi Radiasi

Penulis: Eko Sutriyanto
Editor: Hasanudin Aco
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

(Kiri ke kanan) Executive General Manager Imaging GE HealthCare ASEAN, Korea, and Australia, Vijay Subramaniam Dokter Onkologi Radiasi, Prof. Dr. dr. Soehartati A. Gondowihardjo, SpRad(K), Onk, Rad. , Elekta Senior Vice President Asia Pacific Japan, Marco Lee

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Eko Sutriyanto

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kanker adalah penyebab kematian nomor dua di dunia, dan menyebabkan 9.6 juta kematian setiap tahun.

Di Indonesia, kasus baru kanker sebanyak 396.314 kasus dengan kematian sebesar 234.511 orang.

Salah satu penanganan kanker adalah terapi radiasi (radioterapi).

Dimana sebanyak 50 – 60 persen dari semua pasien kanker memerlukan radioterapi pencitraan berkualitas tinggi serta peralatan dan perangkat lunak yang canggih untuk menargetkan tumor secara tepat dengan tetap mempertahankan jaringan yang sehat.

Dokter Onkologi Radiasi, Prof. Dr. dr. Soehartati A. Gondowihardjo, SpRad(K), Onk, Rad mengatakan saat ini radioterapi merupakan salah satu modal utama dalam terapi kanker.

Baca juga: BPOM Setujui Abemaciclib sebagai Obat Kanker Payudara Stadium Awal

Berdasarkan data dunia tentang utilisasi alat radioterapi minimal satu dari dua orang penderita kanker selama menjalani perjalanan terapi kanker pasti memerlukan terapi radiasi.

"Radioterapi merupakan terapi yang tidak berwarna, tidak berasa, dan tidak dapat disentuh sehingga proses quality control sangat penting untuk memastikan radiasi diberikan secara aman, tepat dan berkualitas," katanya Soehartati di sela-sela pameran Kesehatan Training Course Searog Estro Live Course yang didukung oleh Indonesian Radiation Oncology Society (IROS) di Jakarta, Selasa (20/6/2023).

Dikatakannya dalam rangka terapi radiasi yang berkualitas, akurat dan presisi ada 3 komponen utama yang diperlukan yaitu ketersediaan sistem dengan teknologi canggih atau terkini dan SDM yang mumpuni, serta sistem quality control yang baik.

"Dalam hal ini penggunaan alat pencitraan sebelum radiasi dalam menentukan target radiasi menggunakan CT simulator menjadi hal yang sangat penting,” katanya.

Ditemui terpisah, Executive General Manager Imaging, GE HealthCare ASEAN, Korea, and Australia, Vijay Subramaniam mengatakan akses terhadap terapi radiasi dapat menjadi tantangan bagi masyarakat di Indonesia sehingga mendorong pihaknya dan Elekta bekerjasama meningkatkan akses solusi kesehatan yang presisi.

"Sehingga pasien bisa mendapatkan perawatan kanker yang optimal, dan mendapatkan diagnosis yang disesuaikan dengan kebutuhan pasien untuk membantu meningkatkan akurasi pengobatan," katanya.

Elekta Senior Vice President Asia Pacific Japan, Marco Lee mengatakan teknologi canggih sangat penting dalam menavigasi sinar radiasi dengan ketepatan tertinggi untuk menargetkan tumor dan solusi yang dihadirkannya akan memainkan peran penting dalam proses ini.

"Kolaborasi ini tidak hanya berkontribusi pada harapan bagi semua orang yang sedang berjuang melawan kanker, tetapi sejalan dengan visi kami tentang dunia di mana setiap orang memiliki akses ke perawatan kanker terbaik,” katanya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini