Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Gangguan tidur sering dianggap remeh padahal tidur merupakan aktivitas penting yang menentukan kualitas hidup manusia.
Saat tidur, tubuh manusia meregenerasi sel-sel yang rusak, mengatur hormon, memperbaiki sel otot, dan membantu memperkuat daya ingat.
Bahkan menurut penelitian tahun 2018, 1 dari 10 penduduk Indonesia mengalami insomnia atau gangguan tidur.
Angka ini menjadikan Indonesia sebagai negara dengan jumlah terbanyak dalam hal gangguan tidur.
Di Pulau Jawa dan Bali, gangguan tidur ini dialami oleh 44 persen dari total penduduk lansia.
Baca juga: Dokter Ingatkan Gangguan Tidur Jangan Anggap Sepele, Bisa Picu Masalah Serius
Berikut ini merupakan 7 cara mengatasi gangguan susah tidur, menurut perusahaan farmasi PT LAPI Laboratories yang ditulis, Sabtu (8/7/2023):
1. Hindari Pemakaian Gawai Sebelum Tidur
Menurut National Sleep Foundation, adanya laptop dan handphone di sekitar tempat tidur dapat menyebabkan gangguan tidur.
Pasalnya, sinar biru yang berasal dari layar gadget dapat mengurangi produksi melatonin pada tubuh, sehingga badan terasa kurang rileks.
Karena itu, buatlah kondisi lingkungan di sekitar tempat tidur terasa nyaman, tenang, dan jauh dari gangguan gawai.
2. Jadwal Rutinitas Tidur yang Konsisten
Tetapkan jadwal tidur yang konsisten setiap hari.
Dengan memiliki rutinitas yang konsisten, tubuh perlahan-lahan akan menyesuaikan ritme kerja dan siap beristirahat di jam tertentu.
3. Hindari Konsumsi Alkohol
Hindari minum alkohol sekitar 3 jam sebelum tidur atau batasi konsumsinya sebanyak 2 gelas per hari. Sebaliknya, cobalah untuk minum segelas susu atau teh herbal sebelum tidur, yang dapat membuat tubuh rileks dan siap untuk beristirahat.
4. Relaksasi Sebelum Tidur
Lakukan aktivitas yang mendukung relaksasi sebelum tidur, seperti berendam air hangat, mendengarkan musik yang menenangkan, dan melakukan yoga.
Aktivitas tersebut dapat menciptakan suasana nyaman yang mempercepat proses tidur.
5. Hindari Makanan atau Minuman yang Mengandung Kafein
Kafein adalah stimulan yang menjaga tubuh untuk tetap terbangun.
Efek kafein dapat dirasakan dalam kurun waktu 6 sampai 8 jam pasca-konsumsi. Karena itu, hindari makanan atau minuman berkafein, seperti kopi atau soda, ketika menjelang tidur.
6. Berolahraga Teratur
Olahraga dan gaya hidup sehat berperan penting dalam menjaga kualitas tidur.
Penelitian pada tahun 2021 menunjukkan bahwa olahraga selama 60 menit sebanyak 4 sampai 5 kali dalam periode 8-12 minggu dapat membantu mengatasi insomnia.
Namun, hindari melakukan olahraga di jam yang terlalu dekat dengan waktu tidur.
7. Konsumsi Suplemen
Gangguan tidur berkepanjangan dapat menyebabkan turunnya kebugaran tubuh.
Karena itu, kini tersedia banyak sekali suplemen untuk mengatasi gangguan tidur. Namun, tidak semua suplemen cocok untuk dikonsumsi secara jangka panjang.
Di pasaran, banyak beredar obat-obatan berdot merah (obat keras), ataupun obat-obatan berdot hijau dan biru yang sering digunakan oleh orang-orang yang mengalami gangguan tidur.
"Sebenarnya obat-obatan tersebut bukanlah untuk indikasi mengatasi susah tidur, melainkan ditujukan untuk penyakit lain (seperti alergi), namun memiliki efek samping mengantuk. Mengkonsumsi jenis obat-obatan yang seperti ini, tentunya sangat tidak disarankan, apalagi untuk pemakaian jangka panjang,” ujar Dokter Shania.
Untuk keamanan ada baiknya untuk memilih suplemen yang mengandung bahan-bahan herbal natural, seperti Fulaz dari PT LAPI Laboratories.
“Konsumsi 1-2 tablet Fulaz dalam waktu 30 menit menjelang tidur mampu meringankan gangguan sulit tidur dan membuat kualitas tidur menjadi lebih pulas sehingga tubuh kembali bugar dan siap beraktivitas di pagi hari,” kata Marketing Manager divisi OTC PT LAPI Laboratories , Heskhel Wijaya.