News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Stunting di Indonesia

Ketua Umum IBI: Cegah Stunting Bukan Saat Bayi Sudah Lahir

Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Muhammad Zulfikar
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ketua Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Emi Nurjasmi (kedua kanan) pada acara Talk Show Penghargaan Inspirator dan penggerak cegah stunting di Studi 1 Menara Kompas, Jakarta Pusat, Senin (17/7/2023). Tribun Network bersama Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional(BKKBN) menyelenggarakan Talk Show & Penghargaan Inspirator dan Penggerak Cegah Stunting. Sebagai informasi Tribun Network bersama BKKBN memberikan dua telur setiap hari selama 6 bulan untuk anak risiko stunting di usia 6 sampai 24 bulan. Tribunnews/Jeprima

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Umum Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Emi Nurjasmi menekankan jika pencegahan stunting bukan dimulai saat bayi sudah lahir.

"Kita mencegah stunting tidak pada bayi sudah ada (dilahirkan) saja," ungkap Emi usai terima penghargaan inspirator dan penggerak cegah stunting di Studio 1 Kompas TV, Jakarta, pada Senin (17/7/2023).

Baca juga: Terima Penghargaan, Ketua IBI: Perempuan dan Bidan Berperan Cegah Stunting

Ia menegaskan jika stunting terjadinya bukan secara tiba-tiba.

Proses terjadinya stunting cukup panjang dan lama. 

Oleh karena itu, untuk mencegah stunting, ibu harus sehat bahkan sebelum terjadi kehamilan. 

Lalu pada saat hamil, kondisi ibu juga harus tetap sehat.

Baca juga: Dapat Cegah Stunting, Kepala BKKBN Ingatkan Anak Muda Pentingnya Prakonsepsi

Sehingga janin dalam kandungan akan lahir dalam keadaan sehat pula. 

"Jadi harus ditarik dari hulu," tegasnya. 

Lebih lanjut, ia pun mengingatkan pada ibu untuk memastikan anak menerima ASI secara lengkap sampai usia dua tahun.

Emi pun mengingatkan saat anak berusia enam bulan, disamping diberikan ASI, anak juga harus diberikan makanan pendamping ASI (MPASI).

"Karena memang tidak cukup kalau ASI saja," kata Emi menambahkan. 

Lebih lanjut Emi mengungkapkan jika pihaknya telah sudah memberikan edukasi agar bagi pasangan untik siap menikah.

Setelah siap menikah, perlu ada kesiapan untuk hamil, siap melahirkan dan siap untuk pengasuhan anak. 

Selain pemenuhan nutrisi, Emi pun menekankan pentingnya stimulasi pada bayi agar anak menjadi kuat. 

Salah satu contoh stimulasi adalah pada saat memberikan ASI.

Baca juga: Megawati Ajak Kaum Perempuan Indonesia Bersatu Untuk Cegah Stunting

Kontak mata ibu dengan bayi saat menyusui merupakan bentuk stimulasi. 

Lengketnya bayi ke dada ibu juga menjadi bagian stimulasi yang luar biasa.

"Jadi untuk mencegah stunting tidak susah sebetulnya," pungkas Emi. 

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini