Sementara, jika menyerang saluran napas, biasanya anak akan mengalami batuk, pilek, mengi, dan lain-lain. Lalu akan muncul ruam kemerahan bila gejala yang dialami oleh Si kecil menyerang kulit.
2. Hindari bahan makanan dan produk yang mengandung susu sapi
Bila Si Kecil mengalami gejala-gejala seperti di atas setiap setelah mengonsumsi susu sapi, berarti imun tubuhnya memang menganggap protein susu sapi sebagai zat berbahaya yang harus dilawan.
Oleh karena itu, Bunda perlu menghindari makanan dan minuman yang mengandung susu sapi untuk asupan Si Kecil untuk sementara waktu, termasuk susu sapi formula, keju, yogurt dan biskuit.
Baca : Kulit Oily dan Acne Prone Bukan Berarti Tidak Membutuhkan Moisturizer, dr. Nila Jelaskan Alasannya
Untuk memenuhi kebutuhan nutrisi hariannya, Bunda bisa memberikan asupan alternatif bagi Si Kecil. Seperti Tofu, tempe, dan kedelai yang merupakan sumber protein nabati. Lalu, sebagai sumber lemak sehat, alpukat, minyak zaitun, kacang-kacangan, biji-bijian, dan ikan berlemak seperti salmon bisa menjadi pilihan yang baik. Sedangkan untuk sumber kalsium alternatif, susu nabati yang diperkaya kalsium seperti susu soya dapat menjadi pengganti susu sapi.
3. Konsultasi dan periksakan ke dokter anak
Jika sudah menghindari bahan makanan dan minuman dari susu sapi, tetapi Si Kecil tetap mengalami gejala alergi susu sapi, maka segeralah berkonsultasi ke dokter anak. Dengan berkonsultasi ke dokter anak, Bunda dapat mengetahui kondisi yang dialami oleh Si Kecil serta langkah yang perlu diterapkan selanjutnya.
Mengingat anak tetap membutuhkan segala protein yang terdapat di susu sapi untuk tumbuh kembangnya, Bunda juga bisa meminta saran dokter agar Si Kecil tetap mendapatkan asupan protein terbaik selama proses pertumbuhannya.
4. Pantau grafik tumbuh kembang Si Kecil
Bagi orang tua yang anaknya mengalami alergi susu sapi, proses pertumbuhan mereka tentunya membutuhkan perhatian ekstra. Namun, Bunda tak perlu khawatir. Untuk memiliki gambaran yang mendetail mengenai tumbuh kembang si Kecil, Bunda dapat selalu memantau grafik kurva pertumbuhannya.
Melansir Klikdokter, grafik kurva ini menunjukkan perbandingan ukuran berat badan, panjang badan, dan lingkar kepala anak. Dengan grafik tersebut, Bunda dapat kerap memantau serta memastikan apakah anak memang tumbuh sesuai dengan usia anak pada umumnya.
Baca : Ketika Seorang Perempuan Melihat Laki-laki Tampan, Apakah Bisa Terjadi Basah? Ini Kata dr. Binsar
5. Berikan susu soya sebagai alternatif