Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Masih banyak yang tidak tahu, jika membakar sampah sembarangan bisa menambah polusi udara.
Nyatanya semakin banyak sampah yang dibakar, maka tidak sedikit pula zat berbahaya yang dikeluarkan.
Hal ini diungkapkan oleh Dokter Spesialis Paru & Pernapasan, Konsultasi Paru Kerja & Lingkungan, dr Feni Fitriani, Sp.P(K).
Baca juga: Polusi Udara Bisa Masuk ke Dalam Rumah, Begini Tips Mengatasinya
"Sama seperti rokok atau gas karbondioksida, partikulat meter (PM), pembakaran bisa sebabkan iritasi," ungkapnya pada wawancara virtual bersama RS Pondok Indah, Jumat (11/8/2023).
"Makin besar jumlah sampah dibakar, zat berbahaya dikeluarkan makin besar," lanjutnya.
Selain itu, pembakaran tersebut bisa membuat bau dan rasa tidak nyaman.
Lantas bagaimana jika tetangga atau orang sebelah yang membakar sampah?
Baca juga: Jakarta Jadi Kota Besar Paling Tercemar Polusi Udara Nomor 2 di Dunia
Agar tidak menyingung perasaan, cobalah bicara dari hati ke hati.
Saling mengungkapkan rasa jika sampah tidak nyaman lalu sampaikan bahayanya.
"Pendekatan secara kekeluargaan dan harus berulang kali, tidak sekali," kata dr Feni.
Selain itu butuh pula mediasi dengan tokoh masyarakat.
Carikan solusinya, jika tidak bakar sembarangan apa yang harus dilakukan dalam pengelolaannya.
"Tidak mudah tidak instan, harus dilakukan secara kekeluargaan. Edukasi berulang-ulang. Cari jalan keluar, mudah-mudahan sampah bisa jadi jarang ditemukan," paparnya lagi.
Pad dasarnya, pengelolaan sampah yang baik jauh dari keramaian penduduk.
Tempat pembakaran juga memiliki cerobong yang tinggi agar tidak menyebar ke sekitar.
Dengan tujuan, polutan tidak langsung ke masyarakat.
"Artinya asap tidak nyaman, tanda bahan tersebut berbahaya buat kita. Bersin, batuk, mekanisme pertahanan tubuh untuk melindungi diri dari bahaya," pungkasnya.