Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Polusi udara kian bertambah parah di Jakarta.
Dari laman IQAir, indeks kualitas udara Jakarta pada dua hari itu adalah 160 hingga 164.
Salah satu konsentrasi yang menjadi polutan utama yaitu PM2.5 sebanyak 72 mikrogram per meter kubik.
Menurut Ketua Bidang Penanggulangan Penyakit Menular PB IDI, Prof DR Dr Agus Dwi Susanto, SpP(K), penting bagi masyarakat untuk early detection atau deteksi dini.
Terutama bagi orang yang terekspos polusi hampir setiap hari.
"Maka dia harus bisa melakukan pemeriksaan berkala tubuhnya. Apakah sudah terkena dampak atau tidak," ungkapnya pada media briefing virtual, Sabtu (12/8/2023).
Baca juga: Rentan Terpapar Polusi, Ini Empat Hal yang Perlu Dilakukan Pekerja di Luar Ruangan
Karena jika sudah terkena, maka harus diobati sesegera mungkin.
Lalu dicegah tidak boleh terinfeksi lagi.
"Medical chek up secara berkala bagi penduduk wilayah polusi menjadi sebuah kewajiban," tegasnya.
Menurutnya, masyarakat di daerah polusi harus tahu adakah risiko munculnya suatu penyakit.
Jangan tunggu sampai ada gejala karena berisiko lebih parah.
"Sebelum ada gejala, yang terpenting itu early detection. Ditemukan sedari dini diobati, itu kunci, tidak boleh telat. Kalau telat penyakit lebih parah dan sulit diobati,"pungkasnya.