TRIBUNNEWS.COM, KESEHATAN - Tidur di malam hari menjadi waktu istirahat terbaik bagi setiap orang untuk mengembalikan kondisi tubuh agar tetap sehat dan fresh di hari berikutnya.
Beberapa orang memilih tidur dengan mematikan lampu, tetapi beberapa orang lainnya juga terbiasa tidur dengan lampu menyala.
Perlu diketahui, bahwa tidur dengan lampu mati atau menyala bisa mempengaruhi kesehatan tubuh.
Baca juga: 4 Tips Memutihkan Gigi dengan Bahan Alami, Dapat Anda Terapkan di Rumah dengan Mudah
Melansir dari Sleep Foundation, paparan cahaya buatan yang berlebihan atau tidak tepat waktu dapat menyebabkan ritme sirkadian seseorang tidak selaras dengan jadwal siang-malam.
Hal ini dapat mengganggu tidur mereka dan menyebabkan dampak kesehatan lainnya, termasuk metabolisme yang memburuk, penambahan berat badan, masalah kardiovaskular, dan bahkan peningkatkan risiko kanker.
Ritem sirkadian adalah jam internal 24 jam yang mengoordinasikan berbagai proses dalam tubuh, termasuk tidur.
Ritme ini dikendalikan oleh sebagian kecil otak yang dikenal sebagai alat pacu jantung sirkadian yang sangat dipengaruhi oleh paparan cahaya.
Baca juga: dr. Zaidul Akbar Sebut Mencukupi Kebutuhan Tidur Penting untuk Recovery Tubuh
Efek Tidur dengan Lampu Menyala
Masih dikutip dari sumber yang sama, terdapat beberapa efek kesehatan yang dapat disebabkan karena tidur dengan lampu menyala, yaitu:
1. Ketegangan mata
Bahkan tingkat cahaya yang rendah selama tidur juga dikaitkan dengan ketegangan mata.
Tidur dengan cahaya bisa mengakibatkan rasa sakit, lelah, dan tidak nyaman pada mata, serta kesulitan fokus yang lebih besar.
2. Obesitas dan penambahan berat badan
Menyalakan lampu saat tidur tampaknya memengaruhi pengaturan metabolisme sirkadian, meningkatkan risiko kenaikan berat badan meskipun tidur itu sendiri tidak terganggu.
Dalam sebuah penelitian selama perioder lima tahun, wanita yang tidur dengan lampu atau TV menyala jauh lebih mungkin untuk mendapatkan 10 pound atau sekitar 4,5 kilogram penambahan berat badan.
Bahkan setelah mengendalikan faktor yang berkaitan dengan pola makan dan kebiasaan olahraga mereka.
Baca juga: Tak Boleh Tidur Lagi Setelah Shalat Subuh, dr. Zaidul Paparkan 7 Manfaat Luar Biasa untuk Tubuh
3. Depresi
Melansir dari Healthline, tidur dengan lampu menyala telah dikaitkan dengan depresi.
Cahaya biru dari perangkat elektronik mungkin memiliki efek terburuk pada suasana hati Anda.
Kurang tidur juga dapat menyebabkan kemurungan dan lekas marah. Anak-anak yang kurang tidur mungkin lebih hiperaktif.
4. Peningkatan risiko penyakit kronis
Jika cahaya terus mengganggu tidur dalam jangka panjang, mada dapat meningkatkan risiko penyakit kronis tertentu baik mengalami obesitas maupun tidak.
Ini juga termasuk tekanan darah tinggi (hipertensi), penyakit jantung, dan diabetes tipe 2.
Baca juga: Sering Susah Tidur atau Alami Insomnia? Begini Ulasan dr. Zaidul untuk Mengatasi Masalah Tersebut
Cara Mendapatkan Kualitas Tidur yang Baik dengan Mematikan Lampu
Melansir dari Washingtonpost, terdapat beberapa tips yang bisa Anda coba untuk mendapatkan kualitas tidur yang baik dengan mematikan lampu sebelum tidur.
1. Kurangi paparan cahaya sebelum tidur
Dalam dua hingga tiga jam sebelum tidur, cobalah meredupkan lampu dan menghindari layar dan smartphone untuk memungkinkan pelepasan melatonin.
2. Ubah kualitas cahaya yang Anda hadapi
Kurangi jumlah gelombang pendek aktif, cahaya biru yang mengenai retina.
Komputer dan smartphone kita memiliki aplikasi untuk menyaring cahaya biru, seperti f.lux, yang dapat diprogram untuk disesuaikan dengan waktu.
3. Gunakan masker mata
Masker mata merupakan barang yang mudah untuk memblokir cahaya saat tidur.
Studi pada pasien yang pulih di unit perawatan intensif menunjukkan bahwa penggunaan masker mata dapat meningkatkan kualitas tidur subyektif mereka.
Namun, beberapa orang mungkin menganggap masker mata tidak nyaman yang dapat menyebabkan tidur kurang nyenyak.
Baca juga: Manfaat Konsumsi Air Serai Sebelum Tidur, dr. Zaidul: Bersihkan Tubuh & Tingkatkan Kualitas Tidur
Baca berita lain seputar kesehatan di sini
(Tribunnews.com/IR)