Salah satu masalah utama dalam edukasi terkait konsumsi kental manis berlebihan adalah kurangnya pemahaman tentang label nutrisi pada produk makanan dan minuman.
Masyarakat sering kali kesulitan dalam membaca dan memahami label ini, yang dapat mengaburkan fakta bahwa banyak produk yang mereka konsumsi mengandung gula tambahan yang tidak sehat.
Yuli Supriati, Ketua Bidang Advokasi Yayasan Abhipraya Insan Cendekia Indonesia memaparkan bahwa upaya untuk mengatasi masalah konsumsi kental manis yang berlebih ini memerlukan pendekatan komprehensif yang melibatkan pemerintah, produsen, dan masyarakat umum.
“Pemerintah harus mengadopsi regulasi yang lebih ketat terkait dengan pelabelan nutrisi dan iklan mengenai kental manis yang tidak seharusnya dikonsumsi sebagai pengganti susu bagi anak. Produsen juga perlu berperan aktif dalam mengurangi gula tambahan dalam produk mereka dan mengedukasi konsumen tentang pentingnya mengurangi konsumsi gula,” tegasnya.
Dengan upaya bersama dari berbagai pihak, Yuli mengharapkan bahwa sulitnya edukasi terkait konsumsi kental manis di masyarakat dapat diatasi.
Ini akan menjadi langkah penting menuju masyarakat yang lebih sehat dan sadar akan pentingnya mengendalikan konsumsi gula dalam upaya menjaga kesehatan mereka.