Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Masyarakat diminta untuk tidak memandang enteng penyakit cacar air.
Bagaimana tidak, cacar air yang berat bisa berujung komplikasi hingga kematian pada anak.
Hal ini dipaparkan oleh Ketua UKK Infeksi & Penyakit Tropis, Ikatan Dokter Anak Indonesia. Dr. dr. Anggraini Alam, Sp.A(K).
"Jangan bicara cacar air biasa, ada tidak biasa saja, ada yang berat," tegasnya pada media briefing virtual, Rabu (4/10/2023).
Ia pun mencontohkan satu kasus cacar air pada anak di 2020.
Baca juga: Bopeng pada Pasien Cacar Air Bisa Dicegah, Ketahui Cara Mengantisipasinya
Anak tersebut mengalami penyakit kulit bulosa berupa bercak kemerahan akibat infeksi bakteri sekunder dari cacar air.
Di kasus lainnya, cacar air membuat seorang anak mengalami cerebral ataxia akut atau gangguan neurologis, sehingga menyebabkan anak tidak bisa berjalan.
"Seorang anak tidak bisa jalan, 8 hari lalu menurut orangtua kena cacar air, gara-gara anak tetangga cacar air. Bayangkan sampai tidak mampu berjalan," kata dr Anggraini lagi.
Selain itu komplikasi cacar air bisa sampai pada pernapasan hingga pneumonia dan sebagainya.
Tidak sampai di sana, cacar air juga berbahaya pada remaja yang tengah hamil.
Jika ibu terkena cacar air di trimester kedua kehamilan, kandungan berisiko mengalami congenital varicella syndrome.
Situasi ini dapat menimbulkan bekas luka, kelainan otot, hingga kelumpuhan pada bayi.
Pada trimester ketiga, bayi dari ibu yang cacar air bahkan memiliki risiko kematian sebesar 10-45 persen.
"Risiko tinggi untuk terjadi kematian bayi yang lahir dari ibu cacar air,"pungkasnya.