Ini dikarenakan rendahnya kapasitas anak untuk meregulasi suhu tubuh mereka.
Kemudian selama cuaca panas, mereka sangat cepat kehilangan cairan.
Bisa karena keringat, atau pun kurang minum. Dan ini bisa mengarah pada dehidrasi.
Baca juga: Cuaca Belakangan Panas Terik, BNPB Imbau Pemudik Sepeda Motor Persiapkan Diri
Kedua ada bisa mengakibatkan heat exhaustion atau heat stroke.
Pengaturan suhu tubuh anak belum matang, sehingga sulit cepat menurunkan suhu tubuhnya kalau kepanasan.
Situasi ini kata Dicky bisa menyebabkan potensi ancaman jiwa.
Ketiga, gangguan saluran pernapasan.
Suhu cuaca panas biasanya mendukung kambuhnya infeksi atau pun penyakit saluran napas pada anak seperti asma.
Ditambah dengan buruknya kualitas udara. Sehingga sering kali musim panas dengan gelombang panas, cenderung banyak anak masuk rumah sakit.
Keempat, peningkatan risiko penyakit infeksi. Panas itu akan memfasilitasi penyakit vektor.
Penyakit vektor adalah penyakit yang disebabkan oleh patogen ini dan parasit pada populasi manusia
Misalnya nyamuk atau kutu, pada suhu tinggi justru meningkat.
Mereka masa berkembangnya lebih aktif dan lebih panjang.
"Ini akhirnya meningkatkan risiko pada anak. Apa lagi dalam konteks nyamuk, kutu Indonesia menjadi kondisi lazim ditemui," pungkasnya.