News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Cuaca Panas dan Polusi Udara Ancam Kesehatan Bisa Sampai Heat Stroke!

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

memenuhi kebutuhan cairan tubuh

TRIBUNNEWS.COM - Cuaca panas terik melanda sejumlah wilayah Indonesia dalam beberapa waktu terakhir. Melansir Kompas.id, pengamatan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) pada 22-29 September 2023 menunjukkan bahwa suhu di beberapa wilayah Indonesia mencapai angka yang tinggi, tepatnya 35-38 derajat celsius pada siang hari.

Bahkan, fenomena panas terik tersebut diprediksi masih berlanjut di bulan ini (Oktober 2023) hingga November 2023. Kondisi ini menjadi makin mengkhawatirkan karena bahayanya terhadap kesehatan masyarakat.

Kepala Seksi Surveilans, Epidemiologi, dan Imunisasi Dinas Kesehatan DKI Jakarta Ngabila Salama menyebutkan, cuaca panas dapat menyebabkan tubuh mudah lelah, merasa stres, kurang tidur, sehingga imunitas tubuh turun dan mudah terserang penyakit menular, seperti batuk dan pilek.

Hal ini disebabkan karena cuaca dan kelembaban saat panas terik memudahkan kuman untuk masuk ke dalam tubuh.

Mengutip Kementerian Kesehatan RI, kenaikan suhu tubuh yang terlalu cepat akibat faktor eksternal juga dapat memengaruhi kemampuan tubuh untuk mengatur suhu, sehingga dapat menyebabkan berbagai penyakit. Salah satunya adalah dehidrasi.

Baca juga: Antisipasi Cuaca Panas, Dokter Anjurkan Konsumsi Makanan Tinggi Kandungan Antioksidan

Masih dilansir dari Kompas.id, staf pengajar Departemen Ilmu Kedokteran Komunitas Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Trevino Aristarkus Pakasi menjelaskan bahwa dehidrasi tidak boleh disepelekan karena sebagian besar kandungan dalam tubuh adalah cairan.

”Jika cairan pada tubuh kurang, transportasi makanan, oksigen, dan darah bisa terganggu. Karena itu, jika sudah merasa haus atau bibir kering sebaiknya segera cukupi kebutuhan cairan dengan air minum,” jelas Trevino.

Seperti yang diketahui, ketika terpapar cuaca panas, tubuh akan kehilangan lebih banyak cairan melalui keringat sebagai cara tubuh menormalkan suhu. Keringat yang keluar tersebut membuat cairan dalam tubuh berkurang sehingga Anda merasa haus.

Terlebih lagi, dehidrasi akibat cuaca panas dapat membuat mulut dan tenggorokan terasa kering, mengalami rasa haus ekstrem, dan bahkan menyebabkan terjadinya heat stroke, yaitu kondisi di mana tubuh mengalami peningkatan suhu yang drastis, yang mencapai 40 derajat celsius atau lebih.

Dikutip dari Alomedika, gejala heat stroke atau serangan panas meliputi rasa pusing, sakit kepala, dehidrasi, mual dan muntah, jantung berdebar, hingga perubahan perilaku seperti rasa gelisah dan cepat marah.

Epidemiologi heat stroke memang sulit diketahui secara akurat, namun menurut laporan Centers for Disease Control and Prevention, terdapat 702 kematian terkait panas setiap tahun di Amerika Serikat per 2004-2018.

Di Indonesia pun belum ada data yang mencatatkan insidensi kasus heat stroke di Indonesia. Namun, masyarakat tetap perlu waspada terhadap masalah kesehatan ini. Pasalnya, kematian akibat heat stroke cenderung terjadi saat musim panas dengan gelombang panas yang berkepanjangan.

Atasi cuaca panas dan polusi udara dengan penuhi kebutuhan cairan

Selain cuaca panas, masyarakat Indonesia juga diresahkan dengan tingkat polusi udara yang begitu tinggi dalam beberapa bulan terakhir.

Melansir IQAir, Indeks Kualitas Udara (AQI) dan polusi udara PM2.5 Indonesia per 1 September 2023 menunjukkan angka 169 AQI US, yang berarti tidak sehat.

Cuaca panas terik ditambah dengan parahnya kondisi udara saat ini dapat menyebabkan menurunnya daya tahan tubuh karena asupan radikal bebas yang tinggi. Akibatnya, tubuh pun jadi lebih rentan dengan berbagai jenis penyakit, mulai dari gejala sakit tenggorokan dan sariawan, hingga sakit flu dan batuk.

Dikutip dari Kompas.com, seorang warga Bekasi Timur bernama Yulia (42) warga Bekasi yang bekerja di Jakarta Selatan mengaku jadi gampang terserang flu dan batuk karena kualitas udara Ibu Kota yang buruk.

"Sekarang sudah berasa sih agak mulai gampang flu, batuk yang sudah berasa efeknya," ujar Yulia saat diwawancarai Kompas.com di Stasiun Bekasi, Rabu (16/8/2023).

Mengingat besarnya risiko panas terik dan polusi udara terhadap kesehatan, setiap orang perlu waspada dan melakukan langkah pencegahan.

Baca juga: Ketahui Cara Kulit Agar Tetap Terhidrasi Saat Cuaca Panas

Di tengah dua kondisi tersebut, salah satu hal yang harus Anda lakukan adalah menjaga tubuh agar tetap terhidrasi.

Untuk mencegah dampak buruk akibat cuaca panas dan polusi udara, memenuhi kebutuhan cairan tubuh menjadi hal yang sangat penting.

Menurut Kemenkes RI, asupan air minum yang ideal untuk pria dewasa adalah sebanyak 2 liter atau 8 gelas air per hari. Sementara bagi wanita dewasa, asupan air minum yang dianjurkan adalah sebanyak 1,8 liter atau sekitar 7 gelas per hari.

Anda juga bisa memenuhi cairan tubuh dengan mengonsumsi buah dan sayuran yang banyak mengandung air untuk membuat tubuh tetap terhidrasi.

Mengonsumsi asupan cairan sehat seperti minuman yang mengandung jus, lemon, dan tinggi Vitamin C dapat menjadi solusi praktis untuk memenuhi kebutuhan cairan tubuh di tengah panas terik dan polusi udara.

Cuaca panas terik melanda sejumlah wilayah Indonesia dalam beberapa waktu terakhir. (Shutterstock)

Jenis minuman ini juga bermanfaat menyegarkan dan mengademkan tubuh, serta meredakan gejala panas di dalam, tenggorokan kering yang dapat menyebabkan batuk .

Terlebih, Vitamin C memiliki manfaat khusus sebagai antioksidan, yang mampu menjaga daya tahan tubuh di saat cuaca panas dan polusi udara yang sedang buruk akhir-akhir ini.

Selama cuaca terik dan polusi udara masih melanda, sudah saatnya waspada dengan penuhi kebutuhan cairan setiap harinya!

Penulis: Nurfina Fitri | Editor: Anniza Kemala

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini