Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Demi menurunkan kanker serviks pada perempuan, pemerintah Indonesia lakukan pemberian vaksinasi HPV untuk anak usia kelas 5 dan 6 SD.
Vaksinasi ini dilakukan untuk melindungi diri dari virus human papillomavirus (HPV), penyebab terbesar munculnya kanker serviks.
Namun sejumlah informasi negatif muncul terkait program vaksinasi HPV Ini.
Salah satu informasi yang beredar adalah vaksin ini dapat memicu kemandulan.
Direktur Pengelolaan Imunisasi Kementerian Kesehatan dr. Prima Yosephine, MKM vaksin HPV pun ungkap jika informasi ini jelas tidak benar atau hoax.
Ia pun berharap masyarakat bisa lebih cerdas dalam menerima kabar dari media sosial atau lingkungan.
"Hoax. Saya berharap lebih cerdas," ungkapnya dalam dalam kelas jurnalis Perluas Cakupan, Perkuat Kesadaran: Bersama Capai Generasi Bebas Kanker Serviks" di Jakarta, Selasa (14/11/2023).
Lebih lanjut dr Prima menegaskan jika pemerintah tidak mungkin menghadirkan vaksin agar anak perempuan mandul.
Karena pemerintah sendiri berharap selalu ada generasi muda yang dapat membangun negara Indonesia.
"Kalau buat imunisasi anak-anak jadi mandul, siapa yang melanjutkan perjuangan dan pembangunan negara ini. Hal ini gak mungkin," tegasnya.
Pemberian vaksin HPV sebenarnya tidak hanya di Indonesia.
Negara maju seperti Australia juga memberikan vaksin serupa.
Cakupan vaksin HPV di Australia terbilang cukup besar dan tidak ada fenomena kemandulan di sana.
"Anak-anak muda harus lebih kritis bisa menilai haox ini," tutupnya.