ABG di Klaten Dikeroyok Lima Perempuan Gara-gara Sebar Berita Hoax

​Laporan Wartawan Tribun Solo, Zharfan Muhana

TRIBUNNEWS.COM, KLATEN - Diduga menyebarkan kabar bohong alias hoax, seorang ABG berusia 17 tahun di Klaten, Jawa Tengah dikeroyok oleh lima orang perempuan penghuni sebuah rumah kos. Lima perempuan tersebut menendang dan menampar korban.

Baca juga: Khofifah Bantah Video Dirinya Janji Beri Santunan jika Menang Pilkada Jatim: Ini Hoax, Buatan AI

Penganiayaan tersebut terjadi di sebuah rumah kos yang berada di Desa Karanganom, Kecamatan Klaten Utara, Jawa Tengah.  Lima orang perempuan yang diamankan polisi yakni berinisial APEI alias Cici (29),   AM alias Angel (26), DJP alias Dama (34), IS alias Nia (24), dan AR alias Rara (28) yang merupakan warga Klaten, Jawa Tengah.

"Kasus ini dilaporkan oleh orang tua korban, pada 16 Desember 2024," ujar Kapolres Klaten, AKBP Warsono dalam pernyataannya, Kamis(19/12/2024).

“Para tersangka merasa sakit hati karena perbuatan korban yang diduga telah membuat berita/menyebarluaskan kabar tidak benar kepada sesama penghuni kos," tambah Kapolres.

Kabar yang tidak benar lanjut Kapolres dijelaskan hal tersebut mengenai KK (kartu keluarga) salah satu tersangka. Namun Kapolres tidak menjelaskan lebih lanjut.

Baca juga: VIRAL Video Berdurasi 19 Detik Sepasang ABG di Probolinggo Berbuat Mesum di Tempat Umum

"Korban juga diduga telah melakukan pencurian, pakaian laundry dan uang milik salah satu tersangka," paparnya.

Para tersangka berdasarkan video yang beredar melakukan penganiayaan dengan tangan kosong, baik memukul, menampar, dan menendang menggunakan kaki secara bergantian.

Lokasi penganiayaan dilakukan di lingkungan kos, baik di gazebo maupun halaman parkir kos pada bulan April 2024 lalu.

Baca juga: Jasa Marga Buka Tol Klaten-Prambanan Gratis untuk Liburan Akhir Tahun

Kasatreskrim Polres Klaten, AKP Yulianus Dica Ariseno menambahkan bila kondisi korban sudah mulai membaik.

"Kondisi korban sudah mulai membaik, dan untuk keterangan lebih lanjut terkait korban. Karena dibawah umur, jadi demi kepentingan penyelidikan kita tidak mempublish," ujar Dica.