Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Musim hujan telah tiba di sebagian wilayah Indonesia.
Situasi ini tentu perlu diiringi dengan peningkatan kewaspadaan dari perkembangan nyamuk Demam Berdarah Dengue (DBD).
Baca juga: Pakar Ingatkan Pemerintah Perlu Berhati-hati Terapkan Strategi Wolbachi saat Tangani DBD
Ketika musim hujan, kejadian penyakit demam berdarah dengue (DBD) umumnya akan meningkat.
Pada musim hujan populasi Aedes Aegypti akan meningkat.
Ini disebabkan telur yang belum menetas akan menetas ketika habitat perkembangbiakannya mulai tergenang air hujan.
Oleh karena itu, Dokter Spesialis Anak dr. Kanya Ayu Paramastri memberikan tips cegah DBD pada anak selama musim hujan.
Pertama, paling utama adalah menerapkan 3M plus.
Yaitu:
1. Menguras tempat penampungan air.
2. Menutup tempat-tempat penampungan air.
3. Mendaur ulang berbagai barang yang memiliki potensi untuk dijadikan tempat berkembang biak nyamuk Aedes Aegypti yang membawa virus DBD pada manusia.
Setidaknya lakukan setiap sekali seminggu atau di hari minggu.
Baca juga: Mengenal Nyamuk Wolbachia yang Jadi Metode Alami untuk Tekan Kasus DBD
"Sempatkan setiap jam 10 selama 10 menit untuk membersihkan area, genangan, air bersih atau banyak dihinggapi nyamuk selama 10 minggu berturut-turut," ungkapnya pada media briefing di Jakarta, Sabtu (18/11/2023).
Harapannya, lingkungan di tempat tinggal bersih dari nyamuk, si pembawa virus DBD.
Kedua, untuk yang sudah berusia 6-45 tahun lengkapi pemberian vaksinasi DBD untuk pencegat.
Ketiga, perkuat daya tahan tubuh dengan istirahat cukup dan konsumsi makanan bergizi.
"Makan bergizi, bernutrisi protein hewani jangan lupa, digenjot daya tahan tubuh dari dalamnya," tutur dr Kanya.
Cara lain bisa memasukkan unsur tanaman yang tidak disukai nyamuk di dalam rumah.
Seperti lavender hingga sereh. Atau bisa memanfaatkan aroma dari tanaman tersebut.
"Itu bisa digunakan, apakah bahan pel-pelan. Atau buat lotion itu bisa dilakukan," tuturnya.